8 Tahun Kena PHP, Imigran Afganistan Gelar Demo di Kupang 'We Are Exhausted'
KUPANG - Puluhan pengungsi asal Afganistan di Kota Kupang menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor International Organization for Migration (IOM), Rabu, 28 April. Mereka kecewa karena sering diberi harapan palsu (PHP) soal waktu kepindahan ke negara rujukan.
Ungkapan kekecewaan imigran dilampiaskan dengan tulisan di poster. Mereka merunut tahun tinggal di Kupang sejak 2013 hingga 2021 (8 tahun) dengan tulisan 'We are Exhausted' (Kami lelah) dan 'We want a normal life' (Kami ingin hidup normal).
Seorang imigran bernama Kubra Hasani mengatakan, tujuan dari demo hanya ingin bertemu perwakilan IOM Kupang dan bertanya soal kejelasan waktu.
"Kami datang sebenarnya baik-baik saja, tetapi mereka malah mengunci diri di dalam gedung dan tak mau keluar dari gedung untuk bertemu kami," kata Kubra Hasani kepada Antara.
Kubra mengaku dia sudah berada di Kupang sejak 2013 lalu. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan mereka akan dipindahkan ke negara rujukan dari IOM.
Baca juga:
- Cerita Bima Arya Berlari Menyelamatkan Diri saat Gempa Sukabumi yang Terasa Hingga Bogor
- Walkot Bogor Bima Arya Siapkan Lagi Opsi Ganjil-genap Tekan Kasus COVID-19
- Duel Rizieq Shihab Vs Bima Arya di PN Jaktim, Refly Harun: Rizieq Bukan Penjahat, Banyak Dimensi Politik
- Presiden Jokowi Lantik Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Investasi dan Nadiem Makarim Mendikbud-Ristek
Para imigran khawatir nasib anak-anak mereka yang hingga saat ini tidak bisa sekolah akibat terkendala status sebagai pengungsi.
Selama dua tahun terakhir, ujar dia, petugas IOM hanya bertemu dengan para pengungsi hanya sekali saja. Setelah itu tidak ada lagi, sehingga merekapun berdemonstrasi di kantor itu.
Lebih lanjut Kubra yang berdemonstrasi bersama dua anaknya dan suaminya mengatakan, imbas dari ketidakjelasan status menyebabkan salah satu pengungsi stres sampai tidak ingin makan atau minum.
"Ia hanya minum obat syaraf saja, makan dan minum tidak mau. Saat ini akibat ketidakjelasan dari IOM dalam setahun ada kurang lebih 4-5 imigran di Indonesia yang meninggal karena stres," ujar dia.
Sementara itu Ali Reza Qanbari mengatakan, sebenarnya setidaknya perwakilan dari para pengungsi itu untuk berbicara dengan pihak IOM Kupang, namun tak diizinkan masuk
"Kami besok akan datang lagi kalau tidak ada niat baik dari pihak IOM untuk mendatangi kami," ujar dia. Sampai dengan berita ini diturunkan perwakilan IOM Kupang belum bisa ditemui di kantornya.