Google Kucurkan Dana Rp261 Miliar untuk Bantu India Tangani Kasus COVID-19

JAKARTA - Google menyatakan bahwa mereka akan memberikan dukungan berupa dana ke India karena kasus COVID-19 terus meningkat setiap harinya. Dana tersebut diklaim sebesar 115 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp261 miliar.

Melalui program Google Ad Grants, yakni sebuah program yang dikhususkan untuk membantu organisasi nirlaba atau nonprofit, Google menghibahkan 115 juga dolar AS, dan 2,6 juta akan dikirim dari cabang filantropi Google yaitu Google.org ke GiveIndia dan UNICEF.

Menurut laporan Google, dana untuk GiveIndia akan digunakan untuk memberikan bantuan tunai kepada keluarga yang paling terdampak COVID-19 dan itu akan membantu mereka menutupi pengeluaran sehari-hari.

Sedangkan, dana yang dikirim ke UNICEF akan digunakan untuk mengamankan perbekalan kesehatan seperti oksigen dan alat uji, sehingga bisa dikirim ke tempat-tempat yang paling membutuhkan. Saat ini, banyak rumah sakit di India telah mencapai kapasitas dan oksigen yang langka.

“Saya berharap situasi akan segera berbalik untuk negara kita, tetapi seperti yang telah kita pelajari selama pandemi ini, harapan saja tidak cukup. Di Google, kami akan terus bekerja dengan pemerintah, mitra, dan komunitas lokal untuk memberikan alat kepada orang-orang agar tetap sehat dan aman. Kita akan melewati masa sulit ini bersama-sama," ungkap Country Head & VP Google India, Sanjay Gupta seperti dikutip dari Neowin, Rabu, 28 April.

Tidak hanya itu, karyawan Google pun turut mengumpulkan uang. Sejauh ini, sebanyak 900 karyawan Google telah menyumbangkan 500 ribu dolar AS untuk organisasi yang membantu mendukung Google, dan berada dalam komunitas berisiko tinggi dan terpinggirkan.

Selain materi, melalui banyak produk Google, ponsel cerdas di India pun dapat mengakses informasi COVID-19, browser, Maps, YouTube dan iklan. Fitur-fitur tersebut juga tersedia bahasa Inggris dan delapan bahasa India dalam upaya untuk menjangkau orang sebanyak mungkin.

Layanan Google itu menunjukkan berbagai informasi termasuk tempat untuk diuji dan divaksinasi dan ruang iklan memungkinkan pemerintah untuk menyebarkan pesannya dengan lebih mudah. YouTube juga memiliki langkah-langkah untuk meningkatkan informasi otoritatif sekaligus mengurangi informasi yang salah.