Mengenal MV Swift Rescue Milik Singapura dan KRI Rigel TNI yang Temukan KRI Nanggala-402
JAKARTA - KRI Nanggala-402 telah ditemukan. Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, menerangkan kondisi KRI Nanggala-402 yang karam di perairan utara Pulau Bali pada kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut terbelah menjadi tiga bagian. Nanggala ditemukan lewat sinergitas kapal-kapal pencari, termasuk MV Swift Rescue milik Singapura dan KRI Rigel milik TNI.
MV Swift Rescue tiba di perairan utara Bali pada 25 April. Kapal inilah yang berhasil mendapatkan citra kamera dan menemukan posisi KRI Nanggala-402 di kedalaman 838 meter. MV Swift Rescue dilengkapi dengan peralatan-peralatan canggih.
Melansir laman Naval Technology, MV Swift Rescue adalah Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV) yang dioperasikan Angkatan Laut Republik Singapura. Kapal selam ini diproduksi oleh ST Marine, anak perusahaan Singapore Technologies Engineering (ST Engineering).
MV Swift Rescue mampu melaksanakan operasi penyelamatan dalam kondisi Sea State 5. MV Swift Rescue dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER), dengan sistem penyelamatan mencakup Submarine Rescue Vehicle (SRV) dan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). Semuanya saling terintegrasi.
MV Swift Rescue mengoperasikan sistem penyelamatan, seperti Deep Search and Rescue Six (DSAR 6) dan Transfer Under Pressure. Selain itu kapal juga mampu mengoperasikan sistem intervensi, ROV Super Spartan.
Kapal MV Swift Rescue mampu mencapai kecepatan tertinggi 12,5 knot dengan jangkauan maksimum 3.000 mil laut. Untuk fisik kapal, MV Swift Rescue memiliki panjang 85 meter, lebar 18,3 meter, dan draft 4,3 meter. Tonase kotor MV Swift Rescue tercatat 4,290 t.
KRI Rigel
KRI Rigel adalah kapal yang memiliki kemampuan spesifik untuk mengambil gambar tiga dimensi di bawah laut. KRI Rigel dapat dimanfaatkan untuk menangkap berbagai citra di sekitar lokasi pencarian SAR atau full covered.
Untuk melakukan deteksi kedalaman full covered itu, KRI Rigel akan menggunakan Multibeam Echosounder EM2040 dan Side Scan Sonar. KRI Rigel adalah kapal yang digunakan TNI AL untuk menyediakan data hidro-oseanografi atau peta laut untuk navigasi pelayaran.
KRI Rigel disebut sebagai kapal survei bawah laut paling canggih di Asia untuk jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO). Menurut catatan, KRI Rigel didatangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan OCEA Prancis.
Selain sebagai kapal survei, KRI Rigel 933 juga dapat digunakan untuk operasi militer. KRI Rigel memiliki persenjataan mitraliur berkaliber 20 milimeter dan kaliber 12,7 milimeter.
Selain itu, KRI Rigel juga mumpuni dalam kegiatan SAR, sebagaimana hari ini diturunkan untuk pencarian Sriwijaya Air SJ 182. Secara spesifik, KRI Rigel adalah kapal berenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV).
Terkait dengan pencitraan bawah laut, KRI Rigel dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Peralatan ini berfungsi untuk kegiatan pencitraan bawah laut hingga kedalaman seribu meter. Dengan teknologi itu, KRI Rigel juga dapat mengirim kembali data secara periodik ke kapal utama, dalam hal ini adalah kapal BHO.
KRI Rigel juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV), Laser Scaner --untuk mengambil gambar daratan, Side Scan Sonar, Automatic Weather Station, serta Echosounder Multibeam laut dalam dan singlebeam, hingga peralatan Conductivity Temperature Depth (CTD), dan Gravity Cores.
Secara fisik, KRI Rigel terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton. KRI Rigel memiliki panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter.
Penemuan KRI Nanggala-402
Penemuan KRI Nanggala-402 berawal ketika KRI Rigel-933 mencari di perairan utara Bali menggunakan alat deteksi sonar multibeam echo sounder (MBES) pada pukul 01.00 WITA, Minggu, 25 April.
"Pada hari ini, Minggu, 25 April 2021 pada pukul 01.00 WITA, KRI Rigel yang sedang melakukan (pencarian memakai) multibeam echosounder melaksanakan kontak bawah air yang signifikan di sekitar posisi datum atau (posisi) tenggelamnya KRI Nanggala pada kedalaman 838 meter," kata Margono, saat jumpa pers.
Dalam pencarian itu, alat deteksi bawah laut (ROV) yang dioperasikan KRI Rigel-933 hanya mampu mendeteksi sampai maksimal kedalaman 800 meter. Oleh karena itu, hasil deteksi itu diserahkan dan dilanjutkan kapal milik Singapura, MV Swift Rescue.
"Kemudian, diidentifikasi kontak tersebut pada 07.37 WITA tadi pagi. MV Swift Rescue menurunkan ROV guna menindaklanjuti kontak bawah laut yang tadi diberikan KRI Rigel," kata dia.
"Pada pukul 09.04 WITA, ROV Singapura mendapat kontak visual pada posisi 07 derajat 48 menit 56 detik Lintang Selatan, 114 derajat 51 menit 20 detik Bujur Timur, yaitu tepatnya dari datum satu tadi tempat tenggelamnya KRI Nanggala berjarak 1.500 yard di selatan pada kedalaman 838 meter," kata Margono, menjelaskan posisi proses sebelum bagian-bagian kapal ditemukan tim pencari.
KRI Nanggala-402 telah dinyatakan hilang kontak pada Rabu dini hari 21 April dan ditetapkan tenggelam pada Sabtu 24 April.
*Baca Informasi lain soal KRI NANGGALA-402 atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Indonesia Mampu Bikin Kapal Selam, Tapi Kenapa Nanggala-402 Diservis Korsel?
- Semoga Cuan di Rans Cilegon FC: Raffi Ahmad dan Putaran Uang Bisnis Sepak Bola
- Tak Ada yang Diciptakan Sia-Sia, Termasuk Tahi: Cerita dari Penjara Mulanje di Malawi
- Siapa Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Karier Militer dan Sepak Terjang Politik hingga Jadi Menhan