Tradisi Mukabele Ramadan yang Berusia Sembilan Abad Terus Berlangsung di Masjid Ini

JAKARTA - Tradisi Mukabele yang telah berlangsung selama sembilan abad terus terjaga hingga saat ini di Masjid Selahaddin Eyyubi (Salahuddin Ayyubi atau Saladin) yang terletak di Distrik Silvan, Diyarbakır, Turki.

Selama Bulan Ramadan, setelah Salat Zuhur dan Ashar, mereka yang mengikuti mukabele di masjid menunjukkan minat pada tradisi yang berdasarkan pada Sunnah Nabi Muhammad, menurut prasasti di pintu masuk masjid, yang dibangun pada tahun 1185.

Para jamaah mengikuti pembacaan Al-Quran oleh pejabat agama, dan mereka yang tidak mengetahui bacaannya mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan.

Mufti Distrik Silvan Murat Demir mengatakan, masjid tersebut penuh sesak untuk semua salat lima waktu, dengan kerumunan yang lebih besar menghadiri salat pada siang dan sore hari.

"Masjid ini memiliki sejarah hampir seribu tahun. Beberapa sumber menyebutkan masjid ini dibangun pada tahun 1031, sementara yang lain menyebutkan masjid ini dibangun selama periode Artuqid, dengan catatan dari tahun 1152. Kemudian, selama periode Ayyubiyah, Selahaddin Eyyubi merenovasi masjid tersebut, itulah sebabnya masjid ini menyandang namanya," jelas, menekankan itu situs yang penting, dikutip dari Daily Sabah dan IHA 13 Maret.

"Sejak saat itu, Salat Tarawih dan mukabele kami terus berlanjut. Kami terus melanjutkan warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur kami. Kami melakukan mukabele dua kali sehari selama Ramadan, sekali setelah Salat zuhur dan sekali lagi setelah Salat Ashar, dan kami akan melanjutkannya, Insya Allah," katanya.

Sementara itu, penjaga toko Mustafa Demirer, yang mengetahui tentang masjid tersebut dari para tetua dan leluhurnya, mengatakan: "Masjid tersebut telah dibuka untuk beribadah selama lebih dari 850 hingga 1.000 tahun. Kami terus melaksanakan salat, mukabele selama Ramadan, Salat Tarawih dan kewajiban keagamaan kami selama hari-hari suci lainnya di sini. Kami berharap generasi muda, seperti kami, belajar dari para tetua dan melanjutkan tradisi membaca mukabele di masjid ini."

Warga lain yang bernama Ebubekir Genel mengatakan, "Membaca dan memahami Al-Quran itu penting, dan yang saya maksud adalah mengamalkan perintah-perintahnya. Saya telah berpartisipasi dalam tradisi mukabele di masjid ini selama bertahun-tahun. Saya mengundang semua orang dan penduduk Silvan untuk bergabung dengan tradisi mukabele yang dilakukan di masjid ini."

"Di masa ketika Palestina menghadapi pembantaian dan Yerusalem dikepung, sangatlah berarti untuk merenunginya di sebuah masjid yang menyandang nama Selahaddin Eyyubi, Sang Penakluk Yerusalem, yang memberi kita lebih banyak inspirasi," tambahnya.