Anggota DPR Komisi I: Siapapun yang Berdakwah Tanpa Sosial Media, Maka Bakal Jadi Fosil Sejarah

JAKARTA - Peran sosial media sudah harus diaplikasikan ke semua unsur, tak terkecuali dalam berdakwah. Anggota DPR RI dari Komisi I, Helmy Faishal menegaskan, sosial media ini sebuah keniscayaan dan keharusan, termasuk dalam berdakwah bagi para pemuka agama maupun organisasi kemasyarakatan.

"Yang tidak menjadikan sosial media sebagai platform di dalam berdakwahnya, maka bersiap-siaplah menjadi fosil sejarah, bahkan berbagai macam survei telah menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia setiap tahunnya terus bertambah secara sangat signifikan, bahwa mereka semuanya ini sudah terhubung dengan gadget, jadi mulai dari bangun tidur sampai dengan kembali menjelang tidur," ujarnya dalam diskusi streaming bertema ‘Berkah Ramadhan, Bijak Bersosial Media yang digelar Kominfo bersama DPR-RI, Jumat 23 April.

Menurutnya, masyarakat saat ini sudah bersentuhan dengan gadget hampir sepanjang hari. Berdasarkan survei, lebih dari 6 jam dalam sehari bahkan lebih dari itu bisa 8-9 jam masyarakat menggunakan sosial media.

"Harus ada kontra narasi, kita juga harus menghadirkan narasi positif di tengah-tengah masyarakat, agar masyarakat tidak menjadikan informasi yang seperti itu hoax, fitnah sebagai suatu kebenaran, maka diperlukanlah literasi di dalam bermedia sosial, yang di harapkan ini hadir dari seluruh kalangan membangun sebuah kesadaran kolektif, bahwa tanggung jawab untuk membangun rasa positif di sosial media itu adalah tanggung jawab bersama," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Taufik Damas, selaku pendakwah muda yang selama ini memang menyampaikan dakwahnya lewat sosial media menegaskan bahwa media sosial baik di Facebook, baik di Instagram ataupun juga di Twitter, bisa dibilang anugerah. Tapi menurutnya anugerah itu kalau salah mengelola itu bisa jadi bencana.

"Seandainya tanpa ada media sosial pun orang itu boleh bicara melalui medium-medium seperti demonstrasi, bikin panggung bebas dan lain sebagainya, ditambah lagi ada media sosial ini sebetulnya sesuatu yang membuat orang itu lebih terbuka dan lebih berani.” jelasnya.

Lebih lanjut, berdakwah lewat sosial media dapat dan membaca pikiran orang dan wataknya. Karena bias jadi orang itu kalau bertemu terkesan pendiam namun sebaliknya di sosial media dia malah mampu terbuka dan lebih mudah menumpahkan isi pikirannya.

"Alhamdulillah sampai sekarang kita masih menjadi bangsa yang kokoh yang tidak ada konflik berdarah di antara anak bangsa ini, walaupun secara narasi masih berkembang di media sosial, kita harus melawan itu kalau ada narasi-narasi yang cenderung memecah belah bangsa harus kita lawan," jelas Taufik.