Peneliti LIPI Sebut Dentuman Misterius Berasal dari Aktivitas di Atmosfer
JAKARTA - Suara dentuman kencang terdengar di beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu dini hari. Dentuman tersebut diduga berasal dari suara erupsi Gunung Anak Krakatau. Namun, sudah dibantah oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jika bukan dari erupsi, dari mana dentuman tersebut berasal?
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan, suara dentuman yang didengar sejumlah warga di wilayah DKI Jakarta hingga Jawa Barat adalah petir yang terdengar lebih keras dari biasanya.
Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan terjadi erupsi tipe Strombolian pada pukul 00.03 dini hari tadi dengan ketinggian 500 meter.
"Menurut pendapat saya mungkin ada kejadian di atmosfer semacam petir atau guntur yang besar, toh aktivitas pertir di daerah itu kan memang intensif," katanya, kepada VOI, di Jakarta, Sabtu, 11 April.
Suara dentuman tersebut sangat jelas terdengar, kata Nugroho, karena kondisi pandemi COVID-19 membuat aktivitas orang menjadi sedikit dan menyebakan jalan raya sepi dari suara bising kendaraan.
Baca juga:
Nugroho mengatakan, letusan gunung Anak Krakatau tipenya cukup kecil dan tidak berpotensi menghasilkan energi suara yang besar yang terdengar hingga sangat jauh. Apalagi, masyarakat yang lokasinya lebih dekat dengan Gunung Anak Krakatau seperti Banten, Carita, Lampung, dan sekitarnya belum memberikan laporan jika mereka mendengar suara dentuman tersebut.
"Itu kan adanya di Selat Sunda, mestinya kalau itu suara Gunung Anak Krakatau kan kedengeran dari Serang Lampung, tapi kan di sana tidak terdengar. Kan tidak bisa lompat dari Selat Sunda langsung ke Jakarta. Dia kan mesti merambat di sekitar Selat Sunda," tuturnya.
Nugroho menganalisis, bahwa suara dentuman tersebut berasal dari suara petir di lokasi sekitar dentuman seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat. Meski begitu, ia mengakui dalam peristiwa semalam suaranya terdengar lebih keras dari biasanya.
"Jadi mestinya ini kejadian lokal Jabodetabek saja," jelasnya.