Sabrang Alias Noe Letto Mengaku Pernah Atheis dengan Sadar, Mualaf dengan Logika

JAKARTA - Sabrang Mowo Damar Panuluh, putra Emha Ainun Najib alias Cak Nun lebih banyak dikenal sebagai vokalis band Letto pada era awal tahun 2000-an. Lelaki yang juga akrab dipanggil Noe Letto mengaku pernah menjadi atheis dengan sadar. 

Pernyataan itu disampaikan Noe Letto saat bercerita perjalannya mencari Tuhan dan soal keberagamaan saat berbincang-bincang dengan Habib Husein Jafar. Noe Letto mengaku berpemikiran kritis dan selalu menggunakan logika ketika mempelajari Islam sehingga membuatnya sulit mempercayai adanya Tuhan.

"Kebetulan pada agama itu, saya gak bisa lari dari modal dasar yang diberikan Tuhan. Saya inkuisitif. Saya gak akan makan kalau gak bener-benar punya train of thoughts yang jelas. Salah satu contohnya, paling ekstremnya saya pernah juga ateis dengan sadar," ungkapnya saat berbincang dengan Habib Husein Ja'far Al Hadar dalam kanal YouTube Cahaya Untuk Indonesia dikutip Kamis, 22 April.

“Saya belum beragama ini, saya cuma mengadopsi konsep beragama sehingga belum betul-betul bersaksi terhadap Tuhan. Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya sama Tuhan, bukan suruh percaya sama Kanjeng Nabi. Suruh bersaksi. Saksi itu tidak denger-denger, tidak mengakusisi,” lanjutnya.

Untuk kembali beragama dan menjadi mualaf, Noe melalui perjalanan yang panjang. Dia sempat melakukan perjalanan ke Kanada dan tinggal di salah satu masjid untuk waktu yang cukup lama.

Disana, dia bertemu dengan seorang Syeikh dan banyak bertanya soal agama. Menurut Sabrang, titik baliknya memutuskan untuk kembali memeluk agama Islam adalah karena jawaban yang diberikan oleh Syekh. Jawaban Syeikh bisa diterima logika Noe Letto sehingga dia memutuskan untuk bersyahadat. 

“Itu yang membuat saya masuk Islam itu jawaban Syeikh. Karena jawaban dia tidak menggunakan logika hitam putih, dogma. Jawaban dia menggunakan bias yang logic,” kata Noe Letto

>