Catat! Pembayaran THR Tak Diatur di UU Ketenagakerjaan, Tapi Permenaker No.6/2016, Berikut Aturan Lengkapnya

YOGYAKARTA – Pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan meminta semua perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pekerja/buruh. Pada saat hari raya keagamaan.  Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan aspek kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja.

Perlu diketahui, kebijakan mengenai pemberian THR tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), melainkan diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Aturan pembayaran THR 2021 berdasarkan Permenaker No.6/2016

Dikutip VOI dari laman resmi Kemenaker, aturan mengenai pembayaran THR sudah diatur dalam Permenaker No.6 Tahun 2016, di antaranya:

1. THR Keagamaan wajib diberikan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

2. Pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.

3. THR Keagamaan juga dibayarkan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).

4. Untuk pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

5. Sedangkan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 1 bulan secara terus menerus, tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

6. Adapun bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

7. Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

Selain Permenaker No.6/2016, aturan mengenai pembayaran THR 2021 juga didasarkan pada Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Surat edaran soal THR 2021 ini sudah dikirimkan kepada gubernur di seluruh Indonesia.

“Pemberian THR Keagamaan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan,” kata Menaker Ida Fauziyah, dikutip dari laman Setkab, Rabu, 21 April 2021.