Sempat Dikeluhkan, Kini MRT Perbaiki Akses Sepeda Nonlipat Masuk Kereta
JAKARTA - PT MRT Jakarta memperbaiki akses bagi sepeda nonlipat untuk masuk ke dalam stasiun hingga gerbong kereta. Sebelumnya, akses ini sempat dikeluhkan oleh pengguna sepeda.
"MRT Jakarta melakukan perbaikan akses sepeda non-lipat berdasarkan masukan dari sejumlah komunitas di antaranya ITDP Indonesia, Bike2Work Indonesia, dan juga melibatkan publik," kata Plt. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangannya, Rabu, 21 April.
Adapun perbaikan tersebut adalah penggunaan material karpet coil plastic pada ramp guna menjaga permukaan ramp agar tidak licin, lalu reposisi dan modifikasi ramp agar pedal sepeda tidak tersangkut.
Kemudian, penambahan bike rack menjadi 20 unit di tiga stasiun yakni di Stasiun Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI; serta pelibatan volunter untuk membantu dan mengarahkan penumpang bersepeda.
"MRT Jakarta akan berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan akses sepeda non-lipat demi menjamin keamanan, keselamatan serta kenyamanan pengguna sepeda dalam bermobilisasi," ujar dia.
Baca juga:
- Keluhan Sepeda Nonlipat Boleh Masuk MRT: Akses Kurang Mendukung
- Sepeda Nonlipat Boleh Masuk MRT Dikritik, Wagub DKI: Pengguna Tak Akan Terganggu
- PDIP Kritik Anies Bolehkan Sepeda Nonlipat Masuk MRT: Tidak Pro Rakyat
- Backgorund Muhammadiyah, Kursi Menko Muhadjir Diprediksi Kokoh, Nadiem Diusulkan Isi Posisi Wamen Mendikbud Ristek
Saat ini, akses sepeda nonlipat baru berada di tiga stasiun, yaitu Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI. Namun, pengguna sepeda non-lipat hanya boleh menggunakan MRT Jakarta di luar jam sibuk (07.00—09.00 dan 17.00—19.00), menggunakan kereta nomor enam di setiap rangkaian, serta maksimal empat sepeda per keberangkatan.
Sementara pada Sabtu dan Minggu, sepeda non-lipat diperbolehkan masuk selama jam operasional kereta. Pembatasan ini dilakukan guna mengurangi potensi penumpukan penumpang. Untuk masa uji coba ini, sepeda nonlipat disediakan area prioritas pada gerbong terakhir rangkaian Ratangga, maksimal untuk 4 sepeda.
Sempat dikeluhkan
Kebijakan sepeda nonlipat boleh masuk ke dalam kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dicermati komunitas pesepeda Bike to Work. Disambut baik, tapi ada catatan kritis. Aksesnya dianggap kurang mendukung.
Ketua komunitas Bike to Work (B2W), Putut Soedarjanto mengaku pihaknya memberi apresiasi kepada manajemen PT MRT Jakarta dalam rangka memadukan moda transportasi di kawasan perkotaan.
"Hal ini lazim di kota-kota lain di dunia yang mau kehidupan warganya lebih baik dan sejahtera. Kebijakan ini malah harus didorong," kata Putut kepada VOI, Senin, 29 Maret.
Sejumlah anggota B2W, kata Putut, sudah menjajal fasilitas sepeda nonlipat masuk kereta Ratangga ini. Selanjutnya, komunitas memberikan catatan evaluasi secara tertulis kepada PT MRT Jakarta.
"Catatan kami ada sembilan halaman, terkait akses tangga hingga keluar stasiun," ujarnya.
Bike to Work menganggap, jalur yang digunakan untuk menuntun sepeda (ramp) yang dipasang di pinggir tangga naik dan turun stasiun MRT kurang mendukung untuk sepeda melintas. Terlalu curam dan licin, katanya.
"Ramp turun terlalu curam, sebagian permukaan ramp licin, dan ramp terlalu dekat dengan railing (pegangan) tangga," ujar Putut.