Waktu Terbaik Hubungan Badan Bagi Suami Istri atau Pasangan Baru saat Ramadan
JAKARTA – Saat menjalankan puasa, waktu terbaik untuk suami istri atau pasangan baru dalam melakukan hubungan seks tentu tak sebebas hari biasa. Karena pada saat menjalankan puasa seseorang wajib menahan segala hasrat termasuk hasrat seksual.
Oleh sebab itu, penting memperhitungkan waktu untuk ‘berhubungan’ dan kapan mandi besar sehingga dapat menjalankan ibadah puasa nanti.
Pada bulan Ramadan, waktu terbaik untuk pasangan baru beradu kasih di atas ranjang adalah saat malam hari. Setelah menjalankan ibadah wajib dan sebelum memulai ibadah lagi setelah mengucap niat puasa.
Tata cara berhubungan badan suami istri atau pasangan baru sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW serta anjuran ulama antara lain dalam keadaan tubuh segar dan harum, mengucap doa, memberikan kecupan menggelora, menutup tubuh dengan kain, dan mengucap doa setelah jimak.
Yang perlu diperhatikan, aktivitas seksual perlu berjeda dari waktu makan hingga mulai berkomunikasi dengan sentuhan. Sebab, tidak akan nyaman dilakukan apabila perut terasa penuh. Hal lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah waktu mandi wajib.
Sebelum melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan atau hari biasa, tentu wajib melakukan mandi wajib setelah berhubungan badan. Paling memungkinkan, segeralah mandi wajib setelah berhubungan dengan pasangan.
Baca juga:
- Menurut Pakar Hubungan, Ada 4 Faktor yang Dapat Membangun Chemistry dengan Pasangan
- Buah Zuriat: Kandungan, Manfaat, dan Cara Mengonsumsinya untuk Kesehatan
- Pernikahan Lebih Bahagia, Lakukan 7 Kebiasaan ini Sebelum Tidur
- Para Istri Perlu Tahu, Mencium Aroma Tubuh Pasangan Ternyata Bisa Menurunkan Stres
Jangan sampai menunda mandi besar hingga dikejar waktu. Tentu tidak akan mengenakkan dan membatasi keleluasaan waktu Anda untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang pasangan serta menjalankan ibadah di bulan penuh rahmat.
Dilansir HaiBunda, Selasa, 20 April, hadis riwayat Bukhari dan Muslim menceritakan pengalaman Rasulullah SAW yang masih dalam kondisi junub pada pagi hari puasa.
Puasa yang dijalani oleh Rasulullah SAW tak berkekurangan suatu apapun. Kutipan hadis dari Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki berisi sebagai berikut:
“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Subuh,”
Meskipun ada kelonggaran dapat melakukan mandi wajib setelah berhubungan suami istri, tetapi yang utama adalah yang perlu diteladani.
Apabila waktu tak terkejar, Anda dan pasangan belum sempat mandi wajib tetapi harus segera bersantap sahur, hukumnya makruh untuk melaksanakan puasa namun harus diawali dengan membasuh alat kelamin dan berwudhu terlebih dahulu.
Yang penting, niat berpuasa diucapkan sebelum habis kumandang adzan Subuh dan menyegerakan mandi wajib lalu menyusul ibadah Subuh.