Siapa Ridwan Kamil?
JAKARTA - Ridwan Kamil, sosok pemimpin bercorak milenial berlatar belakang akademisi. Ia adalah mantan Wali Kota Bandung yang kini terpilih sebagai Gubernur provinsi Jawa Barat sejak September 2018 hingga 2023 mendatang. Kang Emil, panggilan dekatnya. Alumnus Institut Teknologi Bandung yang memulai karir sebagai konsultan arsitek dan desain ruang kota. Ridwan Kamil masuk ke perkancahan dunia politik nasional pada tahun 2012.
Tidak pernah terbayangkan sama sekali saya bisa menjabat sebagai Gubernur. Juga tak pernah membayangkan saya menjadi wali kota. Saya meyakini ini skenario Allah, takdir Allah, ya saya jalani saja.
Siapa Ridwan Kamil
Terlahir dari pasangan Atje Misbach Muhjiddin dan Tjuju Sukaesih di tahun 1971 silam, Mochamad Ridwan Kamil memang Urang Bandung, anak asli Bandung. Sejak kecil sampai kuliah dijalaninya di kampung sendiri. Selepas lulus dari Institut Teknologi Bandung dengan titel Sarjana Teknik Arsitektur, tahun 1999 ia berangkat ke California, Amerika Serikat, demi gelar master. Hanya dua tahun mengenyam pendidikan di University of Berkeley, ia berhasil pulang membawa titel Master Of Urban Design (M.U.D) di tahun 2001.
Melihat kedua orangtuanya pernah sebagai dosen, menginsipirasi dirinya untuk mengambil peran di kampusnya dulu Instititut Teknologi Bandung sebagai Dosen Tidak Tetap. Empat belas tahun bukan waktu yang sebentar, masa bakti yang dimulai sejak tahun 2002 hingga 2016, menjadi bukti ketekunan Ridwan Kamil sebagai akademisi.
Di tahun 2004 ia mulai berani merintis usaha sendiri lewat PT Urbane Indonesia. Perusahaan yang didirikan Ridwan Kamil bersama beberapa sahabat kepercayaannya, Urbane Indonesia adalah lembaga profit yang fokus bergerak di bidang jasa konsultan arsitektur, tata ruang kota, dan desain. Gayung pun bersambut, perjalanan Urbane Indonesia mulai dikenal luas publik, tak lagi mencakup nasional, skala internasional dijawab Ridwan Kamil dan tim lewat berbagai karya yang sukses meraih beberapa penghargaan di bidang arsitektur.
Setiap mereka yang lahir di kampung halamannya sendiri, tumbuh besar dihiasi dengan momen manis atau pahit, pasti memiliki rasa cinta yang lebih. Merasa yakin bisa merubah kampungnya lebih baik, keputusan Ridwan Kamil di tahun 2012 cukup mengejutkan, ia memutuskan terjun ke dunia politik untuk maju dalam kontestasi pilkada Wali Kota Kotamadya Bandung. Disokong Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ridwan Kamil berhasil meraih tampuk kursi wali kota, bersama Oded Muhammad Danial sebagai wakilnya.
Setelah lima tahun membereskan kota Bandung, ia memilih untuk maju naik ke tingkat provinsi, sebagai calon Gubernur Jawa Barat Pilkada 2018. Kemujurannya berlanjut, ia terpilih untuk periode lima tahun ke depan sampai 2023.
Ridwan Kamil dan Kejutan Pilkada Jawa Barat
Homo Homini Lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Pepatah latin kuno bilang. Bagaimana peran sesosok manusia sangatlah penting bila ia berada di lingkaran kekuasaan, serta pengaruh besar terhadap kehidupan orang banyak. Ridwan Kamil tak ingin menjadi serigala bagi publik tanah Pasundan seperti kebanyakan pemimpin yang melupakan mereka, ia ingin sebagai Homo Homini Socius, manusia yang adalah kawan bagi sesama, tak menakutkan sebagai sosok pemimpin nantinya.
Pencapaian kota Bandung selama lima tahun masa kepemimimpinannya, dianggap modal keyakinan dirinya maju sebagai calon Gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018.
Debat di pertemuan ketiga antar calon Gubernur Jawa Barat di Sudirman Grand Ballroom Bandung, cukup meyakinkan publik Jawa Barat untuk memilih Ridwan Kamil sebagai Jabar-1. Total raupan suara sebanyak 7.226.254 (32,8 persen) memperjelas posisi kemenangan Ridwan Kamil dan wakilnya H. UU Ruzhanul Ulum, anak sang Kiai kelahiran Tasikmalaya.
Ridwan Kamil bisa dibilang underdog, tak diperhitungkan. Mengaca pada kontestasi sebelumnya, hegemoni dominasi partai-partai besar yang menguasai kursi di Jawa Barat, biasanya memudahkan calon pilihannya melangkah ke kursi Jabar-1. Belum lagi drama terombang-ambingnya status Ridwan Kamil sebelum pencalonan, ketidakjelasan akan lewat partai mana ia maju, ditarik ulur berbau politis. Pertemuan demi pertemuan sampai lobi-lobi ditempuhnya. Deadlock terjadi kala Gerindra, kendaraannya dulu saat maju mencalonkan wali kota, tak punya opsi memilih dirinya. Namun, empat partai memiliki naluri bagus, lewat Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura, Ridwan Kamil mengejutkan Pilkada Jawa Barat dengan keluar sebagai pemenang.
Anggapan publik jelas, sosok figur seorang Ridwan Kamil justru banyak berperan dalam proses kampanye. Kepopulerannya tak terelakkan, ditambah gaya kepemimpinan yang fresh dan jauh dari kental para birokrat.
Mantan wali kota yang tadinya berkantor di Balai Kota, siap membereskan meja kerjanya untuk sedikit bergeser ke kawasan Gasibu, Gedung Sate. Karena di situlah markas besar sang Gubernur dalam lima tahun ke depan.
Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil dan Paris Van Java
Bicara kota Bandung, Paris Van Java. Bicara Ridwan Kamil pasti.
Gaya kepemimpinan milenial dalam kesehariannya sudah begitu adanya sejak 2013 saat menggantikan Dada Rosada, pendalunya. Kota Bandung perlahan berubah, apa yang ada di otaknya dituangkan lewat berbagai kebijakan dan perencanaan kota. Konsep interaksi publik gaya Kang Emil lewat media sosial Instagram, membantu pekerjaannya sebagai wali kota. Aktif menjawab berbagai pertanyaan, kritik, sampai lelucon netizen sudah biasa bagi Kang Emil.
Ia berhasil memoles cantik Paris Van Java, merekonstruksi kota itu semakin apik nan hijau lewat konsep pertamanan publik, merestorasi sungai Cikapundung, hingga menggerakkan kampanye yang mengedepankan kultur Sunda. Akibatnya, persepsi anak-anak muda Bandung tak lagi sungkan untuk ngariung di tiap-tiap taman kota. Nilai prestis sarana publik meningkat lewat sentuhan Kang Emil. Ditunjang pula dengan kolaborasi komunitas-komunitas lokal, dilibatkannya mereka memang bertujuan untuk menggugah kepekaan generasi muda akan lingkungan dan kehidupan sosial sekitar. Wajar ia populer bagi kalangan milenial.
Visinya sebelum terpilih Walikota dulu di tahun 2013 lewat "Membangun Indonesia Baru dari Bandung" sebagian besar diimplementasikan Ridwan Kamil dalam lima tahun kepemimpinannya. Walaupun belum semua sektor, setidaknya citra Paris Van Java semakin terangkat naik kelas.
Program Biopori, pengelolaan sampah berkala, kampanye bersepeda tiap Jumat, sampai usaha mengubah Kota Bandung sebagai Smart City, adalah hasil pemikiran Ridwan Kamil saat sebagai Walikota Bandung.
Perpisahan terakhir di Balai Kota terlihat haru, harapannya kepada sang suksesor, Kang Oded, Walikota terpilih penerusnya. Agar mempertahankan pencapaian terbaik. Oded dari kalangan birokrasi juga paham permasalahan kota Bandung.
Sebelum resmi berpindah kantor, saat hendak pulang, Kang Emil diarak menggunakan sepeda ontel dengan bopongan empat orang di halaman Balai Kota. Ridwan Kamil adalah Jabar-1.
Romantisme Atalia Kamil, Si Cinta
Di balik pria hebat, konon ada wanita yang juga hebat di belakangnya. Atalia Praratya Kamil adalah 'Si Cinta' bagi Kang Emil. Romantisme dua sejoli yang berstatus pejabat publik, tak pernah meredup sejak Atalia mengenal Ridwan Kamil dulu di tahun 1994.
Sosok Atalia mengubah stigma bahwa ibu pejabat tak lagi berkesan mewah nan glamor. Kesederhanaan 'Si Cinta' sejak menjabat sebagai Ibu Wali Kota sudah begitu, Atalia yang dulu berpredikat lulusan terbaik Universitas Pasundan, memutarbalikkan kultur, bahwa istri pejabat tak lagi melulu cuma bermodalkan paras cantik wajah.
Atalia memupuk romantisme itu agar tetap hangat, ritual Atalia yang selalu memeluk Kang Emil, selalu dilakukan sejak mereka menikah di tahun 1996. Saat hendak memulai atau menutup sebuah hari.
Atalia peduli dan aktif dalam pergerakan sosial, ia terlibat di LSM Cipta Dewi Bandung, lembaga yang peduli terhadap pemberdayaan kaum hawa. Si Cinta Kang Emil ini pernah berkarir sebagai host televisi lokal dan penyiar radio, makanya wajar bila melihat Atalia tak pernah canggung dan terlihat mudah saat di hadapan publik banyak.
Atalia tetaplah pendamping, seorang makmum dari sang Imam, Kang Emil. Statusnya sebagai Ibu Gubernur didapatkan karena sosok Kang Emil, walaupun tingkat kepopulerannya dikabarkan melebihi para calon Walikota Bandung di pilkada 2018 kemarin, Atalia tak bergeming untuk tergoda maju sebagai pejabat. Cukuplah ia menemani sang suami.
Menyandang status Ibu Gubernur, menjadikan Atalia berperan sebagai Ketua TP PKK se-Jawa Barat. Yang dalam lima tahun kedepan hingga tahun 2023 memiliki tanggung jawab untuk pengentasan kekurangan gizi anak-anak Jawa Barat, lewat lewat program "Gerakan Jabar Zero Stunting 2023."
Fakta Menarik Ridwan Kamil
- Museum Tsunami Aceh, adalah karya Ridwan Kamil yang berhasil memenangkan sayembara internasional di tahun 2007. Museum yang dibangun untuk memperingati kedahsyatan bencana Tsunami dan perjuangan publik Aceh saat restorasi.
- Ia adalah Gubernur yang memiliki followers (pengikut) terbanyak di Instagram dengan 11,9 juta pengikut per April 2020.
- Perjalanan kisah hidupnya direfleksikan dirinya lewat karya tulis dalam buku "Ridwan Kamil, Pemimpin Kreatif Era Milenial."
Profil Ridwan Kamil
Nama lengkap: H. Mochamad Ridwan Kamil S.T., M.U.D
Tempat, tanggal lahir: Bandung, 4 Oktober 1971.
Gelar / Titel: Sarjana Teknik (S.T), Master of Urban Design.
Profesi: Akademisi, Birokrat.
Agama: Islam.
Pasangan: Atalia Praratya.
Anak: Emmiril Khan Mumtadz, Camillia Laetitia Azzahra.
Laporan Harta Kekayaan: Rp. 10.154.049.675 (2015/LHKPN)
Pendidikan:
- Master of Urban Design University of California, Berkeley, Amerika Serikat (1999-2001).
- Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Indonesia (1990-1995).
- SMP Negeri 2 Bandung, Jawa Barat, Indonesia (1984-1987).
- SDN Banjarsari III Bandung, Jawa Barat, Indonesia (1978-1998).
Perjalanan Karir:
- Gubernur Jawa Barat, Indonesia (2018-2023).
- Walikota Kotamadya Bandung, Jawa Barat, Indonesia (2013-2018).
- Dosen Tidak Tetap Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, Indonesia (2002-2016).
- Pendiri PT. Urbane Indonesia (2004-2016).