25 Hari Usai Pengumuman Status Jokowi di PDIP, Megawati: Mundur Lebih Terhormat Daripada Dipecat
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kadernya yang tak kuat berdisiplin dalam cita-cita partai untuk segera mengundurkan diri. Sebab menurut Megawati, mengundurkan diri lebih terhormat dibanding dipecat oleh partai.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat perayaan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari.
Peringatan itu juga disampaikan tepat 25 hari setelah PDIP mengumumkan pemecatan resmi kepada Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution pada 16 Desember lalu.
"Sekarang sudah, bagi yang enggak senang di sini mundur, wae, begitu, lo, jadi paling tidak ada kehormatan begitu, lo, daripada dipecat," kata Megawati.
"Saya makanya sekarang setiap kali ngomong begitu, ya, enggak apa-apa, orang sudah enggak senang lagi, kok, disuruh nongkrong (di PDIP, red)," lanjutnya.
Menurut Megawati, cita-cita di PDIP selama ini berjuang untuk rakyat. Bagi kader yang tidak suka silakan keluar dari partai berlambang Banteng moncong putih.
"Kalau kamu tidak suka dengan PDIP, keluar, karena Ibu tahu, di dalam PDIP ini yang ada adalah esensi perjuangan. Kamu pikir kalau kamu tidak seperti ini, yang Ibu ajarkan, kamu apa mikir, akan bisa hattrick kita? Belum tentu. Bisa melorot nggak jelas," tegasnya.
Megawati dalam pidato juga meminta para elite PDIP tidak terjebak di zona nyaman, tetapi bisa terus bersama rakyat dan merasakan kesusahan wong cilik seperti yang diperintahkan partai.
Dia mengatakan bukannya kader PDIP tak boleh hidup lebih sejahtera, namun jangan karena terlalu keenakan dnegan kesejahteraan yang baru, hingga tak mau lagi turun serta membela rakyat kecil.
"Ingat, ingat, rakyatmu. Kamu itu partai, lo, bukan perusahaan, lo. Elo kalau mau perusahaan monggo (keluar) wae," kata Ketua Dewan Pengarah BPIP itu.
“Etika, moral, dan hati Nurani harus menjadi satu kesatuan pijakan dalam setiap mengambil keputusan,” pungkasnya.