Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara PDIP, Guntur Romli menanggapi pernyataan Effendi Simbolon yang meminta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mundur karena Sekjen PDIP Hasto ditetapkan sebagai tersangka kasus suap Harun Masiku. 

Guntur menegaskan, Effendi Simbolon sudah dipecat dari PDIP sehingga tidak layak dan tidak etis mengomentari apapun terkait PDI Perjuangan. 

"Dan pernyataannya minta Ibu Megawati mundur adalah pernyataan kurang ajar," tegas Guntur Romli, dalam keterangannya, Kamis, 9 Januari. 

Guntur menduga, pernyataan Effendi Simbolon merupakan hasil pertemuan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo di Solo beberapa waktu lalu. Guntur meyakini, pihak yang dimaksud Megawati soal ada yang mau mengacak-acak PDIP adalah kedua orang tersebut. 

"Kami semakin yakin ucapan Ibu Megawati tanggal 12 Desember ada yang mengawut-awut (mengacak-acak) Partai," katanya. 

Guntur juga meyakini, penetapan tersangka kepada Sekjen PDIP merupakan 'orderan politik' dan sebagai pintu masuk untuk menekan Megawati mundur. 

"Semakin terungkap cara licik: nabok nyilih tangan, menampar pinjam tangan. Ada yang memakai KPK untuk menyerang PDI Perjuangan," kata Guntur. 

Sebelumnya, Effendi Simbolon meminta Megawati bertanggungjawab usai Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap yang melibatkan mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, oleh Harun Masiku.

"Harus ada pertanggungjawaban dari ketua umum juga bahwa ini kan ada pelanggaran hukum," kata Effendi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Rabu, 8 Januari. 

Menurut Effendi, persoalan yang menimpa Hasto merupakan permasalahan hukum yang serius. Dia pun menilai, Megawati harusnya mundur dari kursi ketum sebagai pertanggungjawaban atas petingginya yang tersandung masalah hukum.

"Dia (Megawati) harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan ini hukum," katanya.