Laki-laki Lebih Berisiko Kena Fibrilasi Atrium, Dokter Jelaskan Alasan Irama Denyut Jantung Tak Normal

JAKARTA - Aritmia merupakan gangguan irama jantung, yang menyebabkan detak jantung tidak teratur, terlalu cepat atau melambat. Aritmia yang paling banyak ditemukan di masyarakat adalah fibrilasi atrium (FA).

Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut sangat cepat dan tidak beraturan. Kondisi ini meningkatkan risiko penggumpalan darah yang dapat mengakibatkan stroke, dan gagal jantung.

Beberapa penyebab FA adalah gangguan elektrolit, gangguan tiroid, stres berlebihan hingga hipertensi. Melihat dari jenis kelamin, laki-laki lebih berisiko terkena FA dibandingan perempuan.

Ahli Aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K) mengatakan laki-laki lebih berisiko karena tidak memiliki perlindungan hormonal, yang dimiliki oleh perempuan. Hal ini membuat laki-laki bisa dengan lebih cepat mengalami jantung koroner, pengapuran, hingga hipertensi, yang bisa mengarah pada FA.

“Sebagai laki-laki memang risikonya lebih tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, ya salah satunya jantung koroner yang lebih dini dibandingkan perempuan,”kata Dokter Dicky saat temu media pada Rabu, 8 Januari.

“Terjadinya pengapuran pembuluh darah juga lebih tinggi pada laki-laki, itu menjadi faktor risiko hipertensi, kakunya pembuluh darah, yang memang tidak dilindungi oleh hormonal yang ada pada perempuan,” tambahnya.

Perlindungan hormonal dapat membuat pembuluh darah lebih elastis, sehingga pengapuran dan pembekuan darah akan lebih lambat terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.

“Perlindungan hormonal ini bermaksa sehingga pembuluh darahnya lebih elastis, terjadinya pengapuran yang lebih lambat dibanding laki-laki,” ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti perempuan tidak berisiko sama sekali terkena FA. Faktor usia juga menjadi peranan penting, yang mana semakin tua maka risiko terkena FA semakin tinggi.

Tak hanya itu, gaya hidup juga sangat berpengaruh akan seseorang bisa terkena FA atau tidak. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan pola makan berantakan bisa berisiko terkena FA.

“Belum lagi faktor gaya hidup, seperti merokok. Intinya semua tergantung gaya hidup. Jadi bukan berarti perempuan tidak berisiko, hanya saja pria lebih punya risiko lebih tinggi,” lanjut Dokter Dicky.