Gaya Hidup YOLO Kini Berganti Jadi YONO, Apa Artinya?

JAKARTA - Beberapa tahun terakhir gaya hidup YOLO (You Only Live Once) yang sangat mendominasi kini sudah mengalami pergeseran menjadi YONO (You Only Need One). Pergeseran ini terjadi seiring perubahan zaman dan pola pikir, yang secara perlahan mengganti pandangan impulsif YOLO dengan pendekatan yang lebih fokus dan bermakna pada YONO.

Melansir dari MyNews, pada Kamis, 9 Januari 2024, YONO merupakan konsep yang mengajarkan bahwa seseorang hanya membutuhkan satu hal yang benar-benar penting untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Filosofi ini berpusat pada prinsip minimalisme dan mindfulness, yang menekankan pada kualitas di atas kuantitas.

Berbeda dengan YOLO yang mendorong perilaku spontan, YONO mendoroang seseorang untuk berpikir matang, memilih dengan bijak, dan fokus pada hal yang benar-benar dibutuhkan. YONO bukan tentang hidup tanpa batas, tetapi hidup dengan batasan yang bermakna.

Tren gaya hidup YONO ramai diterapkan oleh masyarakat Korea Selatan belakangan ini, terutama di kalangan gen Z dan milenial. Data bank asal Korea Selatan, Nonghyup Bank (NH Bank), menunjukkan jumlah transaksi makanan di resttoran periode 1 Januari 2022 sampai 30 Juni 2024 mengalami penurunan 9 persen, spesifikasi kalanga usia 22-30 tahun.

Konsumsi kopi di cafe juga ikut menyusut hingga 13 persen, diikuti transaksi di pusat perbelanjaan turun sekitar 3 persen. Tagar #underconsumption juga populer, dengan para penggunanya membagikan video mencerminkan gaya hidup YONO, pengurangan atau minimalis konsumsi.

Gaya hidup YONO membuat masyarakat kini mulai beralih pada kebiasaan belanja yang lebih hemat, mengelola keuangan dengan ketat di tengah tingginya biaya hidup. Ini juga didasari oleh inflasi yang meninggi dan rendahnya pertumbuhan pendapatan.

Para ahli berpendapat bahwa pola pikir menghemat pengeluaran bukan sekadar menabung, dan merupakan perubahan dalam psikologi konsumen. Tren sebelumnya difokuskan pada pengeluaran untuk pengalaman yang unik dan berkesan, sedangkan YONO berpusat pada konsumsi rasional, yang dipandang sebagai sesuatu dibutuhkan.

Adopsi gaya hidup YONO tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga dapat menciptakan dampak positif pada masyarakat secara keseluruhan. Semakin banyak orang memilih untuk hidup dengan bermakna, maka semakin besar kemungkinan tercipta lingkungn yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat.