Mendag Sebut Swasembada Pangan Bisa Hemat Devisa Rp84,29 Triliun

JAKARTA - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan swasembada pangan dapat menghemat devisa hingga 5,2 miliar dolar AS atau setara Rp84,29 triliun (asumsi kurs Rp16.210 per dolar AS).

Budi menaksir penghematan itu dapat tercapai jika swasembada untuk empat komoditas, yaitu beras, gula, garam, dan jagung, berhasil dilakukan.

Lebih lanjut, Budi mengatakan Kementerian Perdagangan mendukung upaya swasembada pangan, terutama untuk empat komoditas tersebut.

“Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat menghemat devisa sekitar 5,2 miliar dolar AS. Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan,” tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu, 8 Januari.

Adapun dalam lima tahun terakhir yakni 2020 hingga 2024, Indonesia mengimpor komoditas beras, gula, garam, dan jagung dengan nilai yang cukup besar. Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.

Budi pun menyoroti sejumlah produk pangan Indonesia yang mampu menunjukkan keberhasilan swasembada dengan surplus yang diarahkan untuk ekspor. Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen.

Sementara itu, sambung Budi, di Jawa Timur sendiri, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor 1 yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam.

“Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan,” ujarnya.