Tanda Menghindari Keramaian karena Terlalu Terstimulasi, Kenali Caranya Mengatasi

YOGYAKARTA – Merasakan stimulasi berlebihan dalam beberapa titik hidup, membuat seseorang cenderung menarik diri dari keramaian. Misalnya saat melangkah ke sebuah pesta dan langsung merasa lelah karena suara musik yang keras, banyak orang tertawa kencang, lampu sorot gonta-ganti warna, hingga karena banyak hal bersaing untuk mendapatkan perhatian Anda.

Overstimulated atau menerima banyak informasi sensorik yang ditangkap kelima indera, lalu diteruskan ke otak dan sistem saraf Anda, sehingga tergerak untuk merespons. Namun terkadang, saat semuanya terlalu banyak dan Anda merasa terlalu terstimulasi, satu-satunya hal yang Anda inginkan adalah menutup diri dan tidak melakukan apa pun.

Terlalu terstimulasi adalah apa yang kita semua alami saat kita menerima terlalu banyak informasi sensorik, jelas terapis perkawinan dan keluarga yang berbasis di California, April Snow, LMFT., dilansir well+good, Rabu, 25 Desember. Ketika informasi sensorik diterima melebihi apa yang dapat diproses oleh sistem saraf Anda, sistem saraf salah menafsirkan sebagai ancaman. Lalu mendorong seseorang ke dalam hiperarousal (melawan atau lari) atau hipoarausal (membeku).

Ilustrasi tanda menghindari keramaian karena terlalu terstimulasi dan caranya mengatasi (Freepik/cookie_studio)

"Jika Anda sudah mengalami kecemasan, depresi, kesedihan, atau mengalami banyak stres, Anda cenderung mengalami kelebihan sensorik karena sistem saraf Anda sudah terbebani," kata Caitlin Slavens, MC, R Psych, seorang psikolog terdaftar yang berbasis di Kanada.

Kelebihan sensorik bisa terjadi karena banyak alasan. Misalnya karena merasa sakit, lapar, haus, lelah, atau kurang tidur. Kondisi ini menyebabkan sistem saraf lebih sulit mengelola informasi sensorik. Menurut Snow, orang-orang yang sensitif dan memiliki gangguan ADHD serta orang dengan gangguan pemrosesan sensorik, menerika informasi sensorik secara berbeda. Riwayat trauma jangka panjang mungkin juga mempengaruhi indera sehingga dapat meningkatkan risiko terlalu terstimulasi lebih sering.

Tanda terlalu terstimulasi, akan muncul mode fight atau flight atau freeze. Fight or flight adalah respons stres saat tubuh Anda memutuskan untuk menghadapi ancaman secara langsung atau menghindarinya sama sekali. Sebaliknya, freeze terjadi saat tubuh Anda merasa terjebak, kaku, atau membeku saat menghadapi pemicu stres. Saat dalam mode fight atau flight, mungkin mengalami kecemasan, mudah tersinggung, marah, kewalahan, napas cepat, dan pikiran yang berpacu. Namun saat mengalami mode freeze, mungkin merasa lesu atau malas, sedih, mati rasa, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan membuat keputusan serta menyelesaikan tindakan.

Lantas bagaimana caranya mengatasi saat merasa terlalu terstimulasi? Cara petama, katakan pada diri sendiri bahwa Anda aman. Berbicara pada diri sendiri merupakan cara yang efektif untuk menenangkan diri. Dengan mengingatkan sistem saraf Anda bahwa Anda aman, sistem saraf melepaskan diri dari pedal "ancaman", menjauh dari respons melawan, lari, atau membeku itu itu ada di dalam.

Kedua, alihkan pada hal lain yang bisa membuat gambaran tentang ketenangan dan rasa aman. Ketiga, perlambat apa yang Anda lakukan meskipun hanya sedikit. Dengan memperlambat kecepatan, saraf punya ruang dalam memproses informasi sensorik sehingga siap menerima informasi tersebut. Keempat, carilah tempat yang tenang untuk memberi waktu istirahat pada indera. Ini akan membuat sistem saraf sedikit rileks dan pikiran bisa lebih jernih memproses informasi. Kelima, berlatih bernapas dengan penuh kesadaran. Metode meditasi ini, mengurangi stres dan menenangkan sistem saraf.

Itulah penjelasan mengenai terlalu terstimulasi atau overstimulated yang cenderung mendorong seseorang untuk menghindari keramaian. Penting disadari, apabila strategi mengelola dalam merespons informasi sensorik di atas tidak dapat membantu, perlu mencari bantuan. Terutama apabila kecemasan, stres, dan depresi mengganggu Anda untuk beraktivitas sehari-hari.