Fenerbahce Protes Keras, Nilai Liga Turki Dihancurkan secara Sistematis
JAKARTA - Fenerbahce, klub yang ditangani Jose Mourinho, mengunggah pernyataan protes keras usai hasil seri 1-1 melawan Eyupspor pada 21 Desember 2024, dini hari WIB.
Klub berjuluk The Yellow Canaries itu sudah mulai gerah dengan kepemimpinan wasit selama ini.
"Ketidakadilan sudah cukup. Kami ingin solusi," tulis Fenerbahce mengawali protesnya.
Menurut klub yang berbasis di Istanbul itu, wasit ikut campur dalam menentukan hasil pekan ke-17 Super Lig (Liga Super Turki) antara Eyupspor vs Fenerbahce tersebut.
Bukan kali itu saja Fenerbahce merasa kepemimpinan wasit merugikan mereka. Pada beberapa pertandingan mereka juga terlihat melayangkan protes.
"Hasilnya berada pada level yang tidak dapat disangkal. Musim ini, yang dimulai dengan slogan "Keadilan dalam sepak bola", telah berubah menjadi sandiwara yang memalukan karena keputusan wasit yang memalukan, terutama dalam pertandingan tim kami."
Baca juga:
"Sepak bola Turki sedang dibantai secara sistematis, terutama melalui wasit VAR, terlepas dari upaya Federasi Sepak Bola Turki dan pemberontakan tim yang menderita ketidakadilan," kata Fenerbahce.
Secara lebih luas, Fenerbahce mengisyaratkan bahwa jalannya liga musim ini terkesan sengaja menjegal mereka untuk menjadi jawara, gelar yang tidak pernah mereka genggam selama sedekade ke belakang.
"Jadi, kesalahan yang dibuat secara konsisten terjadi demi keuntungan tim (lawan), memberikan tim ini (lawan) keuntungan yang jelas di jalan menuju kejuaraan," tulis Fenerbahce.
Pada laga melawan Eyupspor, Fenerbahce memprotes keputusan wasit yang tidak memberi kartu merah buat pemain lawan dalam beberapa pelanggaran keras.
Selain itu, ada dua insiden handball di kotak penalti Eyupspor yang dibiarkan begitu saja.
"Dipastikan bahwa lawan kami menyelesaikan pertandingan dengan kartu, tapi tidak diberikan dalam pertandingan."
"Pembantaian wasit disebabkan oleh wasit VAR yang mengambil alih dua penalti terbuka yang tidak diberikan kepada tim kami."
"Sepak bola Turki tidak dapat dikorbankan untuk serangan sistematis dan kebusukan, yang tidak dapat dilakukan berdasarkan kesalahan," lanjut The Yellow Canaries lagi.
Ujungnya, Fenerbahce menegaskan bahwa mereka mendukung pemberdayaan wasit asing agar pertandingan bisa netral dan adil, terutama di Super Lig.
"Kami, Fenerbahce, tidak menerima skandal ini. Kami menginginkan keadilan. Kami menuntut agar wasit asing segera dibawa ke kantor," tulis mereka.
Sejak terakhir kali juara Super Lig musim 2013/2014, Fenerbahce sudah enam kali menjadi runner-up. Dua musim lainnya berakhir di tangga ketiga klasemen serta dua musim lagi ada di peringkat keenam dan ketujuh.
Kehadiran Jose Mourinho pada musim panas kemarin merupakan upaya Fenerbahce untuk meraih gelar liga pertama mereka kali pertama dalam 10 tahun terakhir, serta menyetop dominasi Galatasaray dalam dua musim terakhir.