10 Fakta Menarik Tentang Hari Raya Natal, Sudah Tahukah Kamu?

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, jutaan orang di seluruh dunia menantikan dekorasi yang gemerlap, lampu warna-warni, makanan lezat, musik yang ceria, lelucon konyol, dan hadiah menarik. Ya, karena Natal akan segera tiba! Namun, seberapa banyak yang Anda ketahui tentang perayaan natal? Saatnya mencari tahu dalam 10 fakta hari raya Natal yang VOI rangkum dari National Geographic Kids, Senin, 23 Desember.

1) Natal adalah perayaan bagi umat Kristen yang merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang oleh umat Kristen diyakini sebagai putra Tuhan. Bagi kebanyakan orang, perayaan ini berlangsung setiap tahun pada tanggal 25 Desember – hari yang dipilih oleh Gereja Katolik Roma untuk memperingati hari kelahiran Yesus. Namun, pada kenyataannya, tidak seorang pun benar-benar tahu tanggal pasti kelahiran Yesus.

2) Tahukah Anda bahwa tidak semua umat Kristen merayakan Natal pada hari yang sama? Di negara-negara dengan populasi besar penganut Kristen Ortodoks, seperti Rusia, Ukraina, dan Rumania, Hari Natal jatuh pada tanggal 7 Januari. Beberapa penganut Kristen Ortodoks Yunani juga merayakan Natal pada tanggal 7 Januari.

3) Nama ‘Christmas’ berasal dari frasa bahasa Inggris kuno Cristes maesse, yang berarti ‘misa Kristus’. Namun, bagaimana dengan ‘Xmas’? Banyak orang mengira ini hanyalah singkatan zaman modern. Tetapi sebenarnya singkatan ini sudah ada sejak abad ke-16! ‘X’ konon melambangkan huruf Yunani ‘Chi’– huruf pertama dalam kata Yunani untuk Kristus, Χριστός (diucapkan ‘Christos’).

4) Menjelang Natal, orang-orang di seluruh dunia menikmati berbagai macam keceriaan yang menyenangkan. Banyak tradisi perayaan di Inggris saat ini muncul di era Victoria, seperti kartu Natal, pemberian hadiah dan petasan, serta makanan tradisional seperti pai cincang dan kalkun panggang. Ratu Victoria dan suaminya, Pangeran Albert, sebenarnya adalah penggemar berat Natal.

5) Pohon Natal juga menjadi populer di Inggris pada era Victoria. Namun, pohon ini pertama kali terlihat di Jerman pada abad ke-16, di mana pada saat Natal, orang-orang menghiasi pohon cemara dengan buah dan kacang, kemudian permen, bentuk kertas, dan lilin. Hebatnya, para sejarawan berpendapat bahwa asal mula tradisi perayaan ini mungkin berasal dari bangsa Romawi dan Mesir Kuno, yang menggunakan tanaman hijau dan karangan bunga sebagai simbol kehidupan abadi. 

6) Norwegia mengirimkan pohon Natal buatan sendiri yang cantik ke London, yang dihiasi dengan lampu-lampu di Trafalgar Square. Pohon yang menjulang setinggi 20 m ini merupakan hadiah untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Inggris kepada Norwegia selama Perang Dunia II.

7) Natal kurang lengkap rasanya tanpa sosok pria berjanggut besar dan berpipi merah yang periang. Sosok ini siapa lagi kalau bukan Sinterklas? Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana dia mendapat nama Sinterklas? Nama itu berasal dari Sinterklaas, yang berarti Santo Nikolas dalam bahasa Belanda, bahasa Belanda. Santo Nikolas adalah seorang uskup Kristen yang hidup pada abad ke-4. Dia dikenal sebagai orang yang baik dan murah hati, kemudian menjadi santo pelindung anak-anak.

8) Namun, Sinterklas bukanlah satu-satunya karakter Natal. Masih banyak lagi di seluruh dunia. Di Italia, misalnya, seorang penyihir baik hati bernama La Befana konon terbang berkeliling dengan sapu terbang dan memberikan mainan kepada anak-anak. Dan di Islandia, anak-anak meninggalkan sepatu di bawah jendela untuk 13 troll nakal yang disebut Yule Lads. Jika anak itu berbuat baik, mereka akan menemukan permen di sepatu mereka, tetapi jika mereka berbuat jahat, Yule Lads akan meninggalkan mereka kentang busuk.

9) Alunan lagu Jingle Bells selalu dimainkan tiap Natal tiba. Tetapi pernahkah Anda memperhatikan bahwa lagu tersebut sebenarnya tidak mengandung kata Natal atau Yesus maupun Sinterklas? Itu karena lagu ini awalnya bukan lagu Natal. Faktanya, lagu bernada ceria itu ditulis pada tahun 1850, berjudul One Horse Open Sleigh, untuk hari libur Amerika, Thanksgiving.

10) Sekarang, bayangkan jika tidak ada Natal. Bisa jadi akan terasa aneh atau sedih. Percaya atau tidak, pada tahun 1644 perayaan Natal dilarang di Inggris lalu menyusul di Amerika. Saat itu, anggota pemerintah merasa bahwa makna religius Natal telah dilupakan dan karenanya melarang perayaan hari raya tersebut. Namun, beberapa orang masih merayakannya secara rahasia, hingga Natal kembali menjadi hal yang sah hampir 20 tahun kemudian.

Itulah 10 fakta menarik tentang asal muasal perayaan Natal. Pastikan semangat Natal tidak hilang di dalam diri. Dan Anda juga bisa merayakannya dengan ragam aktivitas Natal seru bersama sahabat, pasangan, atau keluarga.