PM Hongaria Berharap Rusia-Ukraina Dapat Bertukar Tawanan Perang Sebelum Natal Ortodoks

JAKARTA - Hongaria berharap Rusia dan Ukraina dapat menyetujui gencatan senjata dan pertukaran tahanan dalam skala besar sebelum Natal Ortodoks, kata Perdana Menteri Viktor Orban.

Menurutnya, pihak-pihak yang berseberangan tidak mungkin mencapai kesepakatan seperti itu sebelum Natal yang dirayakan pada tanggal 25 Desember, saat berbicara di program radio Kossuth.

"Oleh karena itu, saya akan mencoba mewujudkannya sebelum Natal Ortodoks, yaitu tanggal 7 Januari," kata perdana menteri yang sebelumnya telah menyampaikan usulan ini kepada Moskow dan Kyiv, melansir TASS 20 Desember.

PM Orban yakin, jika kesepakatan tercapai, Rusia dan Ukraina dapat menukar sekitar 700-800 atau bahkan 1.000 tahanan.

"Sekitar 1.000 orang dapat kembali ke rumah untuk bertemu keluarga mereka hanya dalam waktu dua atau tiga hari," kata perdana menteri.

PM Orban menegaskan kembali, ia akan terus berupaya mewujudkan pengaturan ini.

Ia mengatakan "berhasil meyakinkan Presiden Rusia" Vladimir Putin untuk mempertimbangkan gencatan senjata dan usulan pertukaran tahanan selama percakapan mereka pada tanggal 11 Desember.

Bereaksi terhadap usulan Hongaria, Dinas Keamanan Federal Rusia menyerahkan usulan pertukaran tahanan kepada Kedutaan Hongaria di Moskow.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, Rusia mendukung upaya Perdana Menteri Hongaria untuk menemukan penyelesaian damai atas konflik di Ukraina dan menangani masalah kemanusiaan terkait pertukaran tahanan.

Di sisi lain, Kyiv dikatakan menolak inisiatif perdamaian Hongaria pada hari yang sama.

PM Orban berusaha membahas inisiatifnya dengan Volodymyr Zelensky melalui telepon, tetapi Presiden Zelensky dikatakan menolak untuk berbicara dengan perdana menteri Hongaria.

"Saya pikir jika mereka duduk dan mempertimbangkan usulan ini, mereka dapat dengan mudah mengubah pendirian mereka," kata PM Orban tentang Ukraina.