Thiago Motta Ternyata Butuhkan Pemain Serbabisa di Juventus
JAKARTA - Thiago Motta membuka pintu lebar opsi taktis Juventus memakai sebanyak-banyaknya pemain serbabisa.
Manajer Si Nyonya Tua sadar betul bahwa pemain yang bisa tampil di banyak posisi sangat menguntungkan tim.
Dia merujuk kepada penggunaan Teun Koopmeiners, Kenan Yildiz, dan Nico Gonzalez selama kemenangan 4-0 atas Cagliari di Coppa Italia, Rabu, 18 Desember 2024.
Eksperimen Thiago Motta ternyata berhasil. Jika mereka dicemooh suporter pada akhir pekan kemarin setelah hasil imbang keempat berturut-turut di Serie A saat bermain 2-2 melawan tim papan bawah Venezia, maka suasana di Stadion Allianz Juventus, Turin, usai lawan Cagliari sangat berbeda.
Anak asuh Thiago Motta mengalahkan Cagliari dengan gol-gol berkualitas dari Dusan Vlahovic, Teun Koopmeiners, Francisco Conceicao, dan Nico Gonzalez, yang akan membuat mereka akan bertemu Empoli di perempat final Coppa Italia.
"Itu penampilan yang bagus, para penggemar selalu mendukung kami. Kadang-kadang, seperti yang saya katakan, mereka memiliki kebebasan untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan rasa hormat, tetapi kami membutuhkan mereka."
Baca juga:
"Para pemain ini menghadapi situasi sulit dengan cara yang tepat, memberikan yang terbaik dalam setiap sesi latihan."
"Kadang-kadang, kami mampu memperoleh hasil positif, di waktu lain tidak. Bukan karena kami adalah Juventus, tetapi karena kami memiliki pemain-pemain dengan kualitas hebat, seperti yang kita lihat melawan Cagliari dan harus memiliki tujuan yang tinggi."
"Mereka yang kembali dari cedera, seperti Douglas Luiz dan Nico Gonzalez, dapat membantu tim untuk maju," kata Thiago Motta kepada Canale 5.
Ada beberapa percobaan yang dilakukan Motta malam itu. Manuel Locatelli digunakan sebagai bek tengah selama satu jam pertama dan Weston McKennie sebagai bek kiri.
Sementara Koopmeiners bermain di peran lini tengah yang lebih dalam, meninggalkan Kenan Yildiz sebagai trequartista dalam trio pendukung.
"Koopmeiners bermain dengan baik. Dia keluar (menit ke-58) karena ia bermain dengan gejala flu, tapi membuktikan profesionalismenya dengan membantu tim dalam kondisi tersebut."
"Saya suka dia bermain di mana saja. Dia adalah pemain dengan kualitas teknis, fisik, mentalitas kuat."
"Dia membantu dan bereaksi dengan cara yang tepat selama momen-momen sulit, tanpa mengeluh atau mencari alibi."
"Tim bekerja saat dia berada di lapangan. Namun, saat tim bekerja, dia juga dapat menunjukkan kualitasnya sebagai individu."
"Jadi, itu saling menguntungkan. Tidak masalah apakah dia bermain sebagai pemain nomor 4, 6, atau 8, yang penting dia dalam kondisi yang baik."
"Baik di dalam maupun di luar lapangan, dia adalah pemain top," ungkap Thiago Motta.
Kemudian, Kenan Yildiz juga digunakan di posisi yang lebih sentral. Pertanyaannya sekarang, apakah Motta akan terus melakukan eksperimen tersebut ke depannya atau hanya situasi hanya situasi darurat seperti saat ini saja yang mana banyak pemain cedera?
"Jika kami tidak mengalami semua cedera ini, kami tidak perlu memainkan Locatelli di pertahanan, itu sudah pasti."
"Dia cerdas, dapat membaca permainan dengan baik. Saya tidak akan pernah menggunakan pemain dalam suatu peran jika dia tidak yakin."
"Kenan juga sama. Dia memiliki masa kini yang luar biasa, tetapi masa depannya luar biasa untuk apa yang dapat saya lihat dalam situasi latihan dan pertandingan."
"Ketika kami memainkannya di sisi sayap dan ia mendapatkan servis yang tepat, ia dapat melewati lawan."
"Di posisi yang lebih sentral, ia lebih aktif, meskipun ia kehilangan bola beberapa kali malam ini," tutur sang pelatih.
Sementara itu, gol dari Nico Gonzalez yang berasal dari usaha solo luar biasa menandakan bahwa akhirnya dia mendapatkan kembali kebugarannya setelah dua bulan absen karena cedera.
"Nico Gonzalez juga dapat bermain sebagai pemain nomor 10, pemain sayap, dan penyerang tengah. Yang ia bawa ke dalam skuad ialah energinya yang positif. Jadi, kami senang memilikinya bersama kamim," ujar Thiago Motta lagi.
Intinya, eksperimen Motta berhasil, membuat banyak pemainnya menjadi serbabisa menjalankan peran di pos mana pun.
Kalaupun badai cedera sudah mereda, dia bisa menggunakan eksperimennya sebagai alternatif kala kebuntuan melanda di tengah laga.
Sebagaimana diketahui, sistem permainan Juventus kerap terbaca lawan sehingga mereka sulit sekali meraih kemenangan, khususnya di Serie A.
Walaupun masih memegang rekor satu-satunya tim yang belum terkalahkan, Si Nyonya Tua baru mengoleksi enam kemenangan dari 16 partai. Raihan itu membuat mereka kini berada di peringkat keenam dengan 28 poin.
Melawan tim-tim yang boleh dibilang penghuni papan bawah pun, Juventus sulit menang. Weston McKennie sempat mengungkapkan bahwa mencari ide sistem baru untuk saat ini tidak memungkinkan karena jadwal padat mereka.
Alhasil, mereka kerap sulit keluar dari kebuntuan saat lawan sudah mengetahui sistem Juventus.
Berikutnya, Juventus akan bertandang ke markas Monza pada pekan ke-17 Serie A 2024/2025, Senin, 23 Desember 2024, dini hari WIB.