Derita Diskalkulia, Drumer U2 Larry Mullen Jr: Menghitung Birama seperti Mendaki Gunung Everest
JAKARTA - Larry Mullen Jr sudah menjalani karier musik yang sukses sebagai drumer U2 selama lebih dari empat dekade. Namun ia mengungkap bahwa dirinya harus berjuang melawan diskalkulia selama bertahun-tahun.
Adapun, diskalkulia merupakan kondisi ketika seseorang kesulitan memahami dan mempelajari konsep-konsep matematika dasar, baik itu menghafal angka, menghitung, mengelompokkan angka, serta memahami sistem penomoran.
Mullen Jr mengungkap bahwa ia sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan caranya menangani angka.
"Saya memiliki tantangan numerik," kata Larry Mullen Jr dalam wawancara terbaru dengan Times Radio.
"Dan saya baru-baru ini menyadari bahwa saya menderita diskalkulia, yang merupakan sub-versi disleksia. Jadi, saya tidak bisa menghitung (dan) saya tidak bisa menambahkan,” lanjutnya.
Bagi Mullen Jr, gangguan tersebut membuatnya sulit untuk menghitung ketukan musik, yang sangat mempengaruhi penampilannya saat tampil bersama rekan satu band di U2, yaitu Bono (vokal), the Edge (gitar), dan Adam Clayton (bass).
Baca juga:
- U2 Ungkap Kondisi Kesehatan Terbaru Drumer Larry Mullen Jr
- Bono Beri Penghormatan untuk Kawan Lama, Larry Mullen Jr dalam Show Terakhir U2 di Las Vegas
- DeadSquad hingga Real Friends Bakal Guncang Panggung RockAroma Festival 2024
- Ungkapan Hati Dua Lipa soal Radical Optimism yang Tak Masuk Nominasi Grammy ke-67
“Ketika orang-orang menonton saya bermain, mereka berkata, ‘Kamu tampak kesakitan,’” katanya.
“Saya kesakitan, karena saya mencoba menghitung birama. Saya harus menemukan cara untuk melakukan ini — dan menghitung birama seperti mendaki Gunung Everest.”
Dalam wawancara tersebut, Mullen Jr juga bicara tentang karyanya pada soundtrack dokumenter Left Behind karya Anna Toomey, yang menceritakan kisah lima ibu yang bekerja untuk mendirikan sekolah pertama di New York untuk penderita disleksia.
Kisah dokumenter tersebut menyentuh hati anggota band U2 tersebut. Karena salah satu putranya juga berjuang dengan ketidakmampuan belajar. “Menciptakan musik melalui sudut pandang putra saya yang disleksia terasa personal dan mendalam.”