Konferensi NeurIPS: Ketika AI Menyaingi Popularitas Taylor Swift

JAKARTA – Konferensi tahunan Neural Information Processing Systems (NeurIPS) kembali digelar di Vancouver, British Columbia, dengan menarik lebih dari 16.000 ilmuwan komputer, peneliti, dan penggemar kecerdasan buatan (AI). Acara yang kini menjadi ajang terbesar di bidang AI ini menampilkan inovasi dan diskusi yang berpotensi mengubah masa depan teknologi dan ekonomi global.

NeurIPS, yang dimulai sejak 1987 sebagai pertemuan kecil para akademisi, kini telah berkembang menjadi panggung utama bagi perusahaan teknologi besar untuk memamerkan terobosan mereka sekaligus menarik perhatian komunitas akademik dan investor.

Beberapa tokoh utama dalam bidang AI menyampaikan visi mereka. Ilya Sutskever, mantan kepala ilmuwan OpenAI, menekankan bahwa semakin AI dapat bernalar, semakin tidak terduga hasilnya. Sementara itu, Fei-Fei Li dari Stanford mengusulkan bahwa langkah selanjutnya dalam pengembangan AI adalah mengadopsi "spatial intelligence" atau kecerdasan spasial, yang melampaui data 2D tradisional dan memanfaatkan pemahaman berbasis 3D.

“Bergantung pada data 2D dari internet itu seperti membangun AI untuk dunia yang datar,” ujarnya.

Popularitas AI Melejit

Acara tahun ini diwarnai dengan kehadiran perusahaan raksasa seperti Alphabet, Meta, dan Microsoft, yang meluncurkan pengumuman terkait AI mereka bersamaan dengan tanggal konferensi. Bahkan, pelaksanaan konferensi ini sempat dimundurkan sehari untuk menghindari bentrok dengan konser Taylor Swift, yang juga berlangsung di Vancouver.

Jumlah makalah penelitian yang diterima dalam konferensi ini meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan satu dekade lalu. Tahun ini, fokus besar ada pada pengukuran dan evaluasi AI yang lebih baik. Salah satu makalah pemenang memperkenalkan model AI yang mampu memprediksi gambar dengan resolusi tinggi secara iteratif.

Namun, suasana kemeriahan ini juga menunjukkan dampak dari komersialisasi besar-besaran. Yann LeCun, salah satu "bapak AI" dan kepala ilmuwan AI Meta, mengenang era awal NeurIPS ketika hanya beberapa ratus akademisi yang saling mengenal hadir dengan poster-poster kecil untuk berdiskusi hingga larut malam. Kini, ia tak lagi bisa berjalan tanpa permintaan selfie dari peserta.

Investor dan Generasi Muda Ikut Berperan

Peran investor menjadi semakin dominan, dengan kehadiran perusahaan modal ventura seperti NEA dan Greylock yang menggelar pesta khusus untuk menarik perhatian komunitas akademik. Sponsor acara pun melonjak drastis, dari hanya sembilan pada 2006 menjadi lebih dari 120 tahun ini, dengan kategori sponsor “diamond” diperkenalkan sejak 2022.

Yang menarik, peserta termuda tahun ini adalah Harini Shravan, seorang anak berusia 10 tahun dari India, yang mempresentasikan makalahnya tentang mengadaptasi cerita kuno berusia 3.000 tahun menjadi sebuah musikal dengan bantuan alat AI.

Pandangan "Pedas" Tentang Masa Depan AI

Jeff Dean, kepala ilmuwan Google DeepMind, berbicara tentang pentingnya modularitas dalam arsitektur model AI di masa depan. "Model seharusnya lebih modular, jarang digunakan, dan semacam berbelit-belit," ujarnya. Ia menyebut ini sebagai pandangan “pedas” tentang evolusi AI.

Dengan perkembangan pesat dan minat yang semakin besar, NeurIPS bukan hanya menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga simbol pengaruh AI yang semakin mendominasi dunia teknologi – bahkan bersaing dengan daya tarik seorang superstar seperti Taylor Swift.