Inggris Terapkan Kode Etik Pertama untuk Keamanan Online, Fokus pada Perlindungan Anak
JAKARTA – Rezim keamanan online Inggris resmi diberlakukan pada Senin, 16 Desember, yang mewajibkan perusahaan media sosial seperti Facebook milik Meta dan TikTok milik ByteDance untuk mengambil langkah dalam mengatasi aktivitas kriminal di platform mereka dan memastikan desain yang lebih aman.
Regulator media Inggris, Ofcom, telah menerbitkan kode etik pertama yang mengatur penanganan bahaya ilegal seperti pelecehan seksual terhadap anak dan tindakan mendorong atau membantu bunuh diri.
Platform digital memiliki waktu hingga 16 Maret 2025 untuk mengevaluasi risiko konten ilegal terhadap anak-anak dan orang dewasa di layanan mereka. Setelah batas waktu tersebut, mereka harus mulai menerapkan langkah-langkah mitigasi seperti moderasi yang lebih baik, pelaporan yang lebih mudah, dan uji keamanan terintegrasi, menurut Ofcom.
"Kini, perhatian terhadap keamanan secara tegas diarahkan pada perusahaan teknologi," ujar Melanie Dawes, CEO Ofcom. "Kami akan memantau industri secara ketat untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar ketat yang ditetapkan dalam kode dan panduan pertama kami, dengan persyaratan tambahan menyusul pada paruh pertama tahun depan."
Baca juga:
Aturan Ketat dan Sanksi Berat
Undang-Undang Keamanan Online, yang disahkan tahun lalu, menetapkan standar lebih ketat untuk platform seperti Facebook, YouTube, dan TikTok. Fokusnya adalah perlindungan anak dan penghapusan konten ilegal.
Kode baru ini mengharuskan penyedia layanan berisiko tinggi menggunakan alat otomatis seperti hash-matching dan deteksi URL untuk menemukan materi pelecehan seksual terhadap anak. Selain itu, fungsi pelaporan dan pengaduan harus lebih mudah diakses dan digunakan.
Regulator juga memiliki wewenang untuk menjatuhkan denda hingga 18 juta poundsterling (sekitar Rp394 miliar) atau 10% dari omzet global tahunan perusahaan yang melanggar aturan.
Peter Kyle, Menteri Teknologi Inggris, menyebut kode baru ini sebagai "perubahan besar dalam keamanan online."
"Jika platform tidak memenuhi standar, regulator memiliki dukungan penuh dari saya untuk menggunakan seluruh kekuasaannya, termasuk menjatuhkan denda dan meminta pengadilan memblokir akses ke situs," tegasnya.