Klaim Penggunaan Rudal Oreshnik Bersamaan Setara Senjata Nuklir, Presiden Putin: Produksi Seri Segera Dimulai
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim penggunaan beberapa sistem rudal Oreshnik bersamaan setara dengan senjata nuklir, mengatakan produksi seri senjata baru itu akan segera dimulai.
Itu dikatakan Pemimpin Kremlin dalam pertemuan dewan Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Senin, memuji kinerja rudal yang kali pertama dipakai untuk menyerang Ukraina bulan lalu tersebut.
"Seperti yang Anda ketahui, sistem rudal jarak menengah Oreshnik telah menjadi senjata ampuh terbaru Rusia. Sistem ini berhasil digunakan pada Bulan November sebagai tanggapan atas serangan di wilayah negara kita, sebuah rudal balistik dengan muatan hipersonik non-nuklir telah digunakan," kata Presiden Putin, dilansir dari TASS 16 Desember.
"Produksi seri sistem semacam itu seharusnya akan segera dilakukan untuk memastikan keamanan Rusia dan sekutunya," tambahnya.
Menurut Presiden Putin, Oreshnik merupakan senjata yang sangat kuat, dengan penggunaan secara bersamaan akan sebanding dengan senjata nuklir.
"Sistem Oreshnik, yang telah terbukti dengan baik, sangat kuat - saya ingin mengulanginya, dan para ahli sudah mengetahuinya. Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia ada di sini, dia percaya dan dia memberi tahu saya tentang hal itu," kata presiden.
"Dalam kasus penggunaan yang kompleks, penggunaan beberapa sistem secara bersamaan, senjata ini akan sebanding dengan senjata nuklir," klaim Presiden Putin.
"Namun, (senjata ini) bukan nuklir, karena tidak ada bahan bakar nuklir, tidak ada komponen nuklir, maka tidak ada kontaminasi," urainya.
Hal ini, menurut sang presiden, merupakan elemen yang sangat penting untuk memutuskan senjata apa yang akan digunakan dalam situasi modern.
Rusia menembakkan rudal Oreshnik ke Ukraina pada 21 November lalu, menghantam target militer di Dnipro, setelah Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan Kyiv menggunakan senjata Barat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
"Tidak ada cara untuk melawan rudal itu pada saat ini. Oreshnik menyerang target dengan kecepatan Mach 10, atau 2,5 hingga 3 kilometer per detik," ungkap Presiden Putin bulan lalu.
Sehari kemudian, Presiden Putin menegaskan Oreshnik merupakan inovasi Rusia, bukan modernisasi teknologi peninggalan Uni Soviet.
Baca juga:
- Kesepakatan Gencatan Senjata antara Hamas dengan Israel Dilaporkan Kian Dekat
- MK Gelar Sidang Perdana Pemakzulan Presiden Korsel 27 Desember, Ini yang Dibahas
- Indonesia Terus Gaungkan Masalah Kapal Selam Nuklir, Kemlu RI: Masih Banyak Grey Area
- WNI Pekerja Migran di Suriah Tidak Sesuai Prosedur, Kemlu RI: Negara Tertutup Bagi Penempatan Sektor Domestik
Pekan lalu Ia mengatakan, jika ketersediaan jumlah rudal Oreshnik mencukupi, Rusia tidak akan lagi mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir.
"Kami memperbaiki doktrin nuklir kami, bukan memperketatnya. Pada dasarnya, sekarang, kami perlu meningkatkan rudal Oreshnik, bukan doktrin nuklir," kata Presiden Putin saat berpidato di pertemuan Dewan Masyarakat Sipil dan Hak Asasi Manusia.
"Jika kita melihat lebih dekat, jumlah sistem persenjataan mutakhir yang mencukupi sebenarnya akan menghilangkan kebutuhan akan penggunaan senjata nuklir," imbuh Presiden Putin.