Ribuan Orang Diperkirakan Tewas Akibat Topan Chido Menghantam Mayotte Prancis
JAKARTA - Ribuan orang diperkirakan tewas akibat Topan Chido yang menghantam Kepulauan Mayotte, Prancis, pada Minggu 15 Desember malam.
Pejabat otoritas setempat, Francois-Xavier Bieuville mengatakan Topan Chido menjadi yang paling kuat menerjang Mayotte dalam hampir satu abad terakhir.
"Saya kira pasti akan ada beberapa ratus [jumlah korban], mungkin akan mencapai seribu, bahkan beberapa ribu," kata Bieuville di saluran media lokal Mayotte La 1ere pada Minggu, dikutip dari Reuters, Senin 16 Desember.
Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebutkan, hingga saat ini belum bisa mengungkapkan jumlah korban terdampak Topan Chido. Pihaknya masih melakukan pendataan terkait hal itu.
Badan meteorologi nasional Prancis, Meteo-France menjelaskan, Topan Chido dengan kecepatan angin lebih dari 200 kpj (124 mph) itu merusak perumahan, gedung pemerintah, dan rumah sakit.
Menurut Meteo-France, topan tersebut menjadi badai terkuat dalam lebih dari 90 tahun yang menghantam kepulauan itu
"Sejujurnya, apa yang kami alami adalah tragedi, Anda merasa seperti berada di tengah-tengah perang nuklir... Saya melihat seluruh lingkungan menghilang," ujar seorang warga Mamoudzoud wilayah Mayotte, Mohamed Ishmael, kepada Reuters melalui telepon.
Baca juga:
- Ukraina Sebut Pasukannya Lukai hingga Tewaskan 30 Tentara Korut di Wilayah Kursk Rusia
- Pimpinan dan Dewas KPK Periode 2024-2029 Baru Mulai Kerja 20 Desember Meski Dilantik Hari Ini
- MA Tolak PK Terpidana Kasus Vina Cirebon, Termasuk Saka Tatal
- Selain Jokowi, PDIP Resmi Pecat Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution
Rekaman video dari pantauan udara Kepolisian Prancis memperlihatkan, ratusan bangunan darurat yang menampung imigran ilegal dari Komoro runtuh di perbukitan salah satu pulau Mayotte.
Sementara media lokal mempublikasikan gambar yang menampakan seorang ibu mendorong tempat tidur bayi baru lahir di sepanjang koridor rumah sakit Mayotte yang terendam banjir.
Tak jauh dari situ, perahu polisi terlihat terbalik di pantai. Sementara banyak pohon kelapa ambruk menimpa atap bangunan.
"Pikiran saya bersama rekan-rekan senegara kita di Mayotte, yang telah melalui beberapa jam yang paling mengerikan, dan yang, bagi sebagian orang, telah kehilangan segalanya, kehilangan nyawa mereka," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam beberapa dekade terakhir, Mayotte menjadi tujuan dari ribuan imigran ilegal negara di Afrika Bagian Timur, Komoro.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, lebih dari 100.000 migran tak berdokumen dari Komoro ditampung di Mayotte.