Bagikan:

JAKARTA - Topan keempat dalam sebulan terakhir melanda Filipina. Otoritas setempat meminta ribuan warga desa untuk mengungsi sementara operasional pelabuhan ditutup untuk mencegah munculnya korban pada Senin 11 November waktu setempat.

Badan Cuaca Nasional setempat menyebutkan, Topan Toraji menghantam pantai timur laut Filipina yang berdekatan dengan Kota Dilasag, sekitar 220 kilometer (140 mil) timur laut ibu kota Manila.

"Kami dilanda angin kencang dan hujan lebat. Beberapa pohon tumbang dan listrik padam sejak kemarin," kata Merwina Pableo, Kepala pertahanan sipil Kota Dinalungan, dekat Dilasag, mengatakan kepada AFP, Senin 11 November.

Hingga saat ini belum ada data lengkap terkait jumlah kerusakan dan adanya korban akibat Topan Toraji tersebut.

"Kami belum bisa keluar untuk membuat penilaian kerusakan," imbuhnya.

Pejabat penanggulangan bencana, Donald Allan Ty mengungkapkan, setidaknya 1.400 orang dievakuasi untuk mengungsi dari daerah pesisir Dinalungan yang rawan banjir dan tanah longsor ke Kotamadya Baler di dekatnya.

Secara keseluruhan, Pemerintah Filipiha telah menginstruksikan agar warga di 2.500 desa untuk dievakuasi pada Minggu 10 November.

Topan Toraji, yang membawa angin berkecepatan maksimum 130 kilometer (80 mil) per jam, bergerak cepat ke arah barat laut dan diperkirakan menghantam wilayah pegunungan di Pulau Luzon kemudian bertiup ke Laut Cina Selatan pada Senin 11 November malam.

Sekolah dan kantor pemerintah yang berada di wilayah berpotensi terdampak parah Toraji ditutup sementara.

Badan Cuaca Nasional Filipina memperingatkan tentang angin kencang dan hujan lebat di wilayah utara negara itu. Termasuk risiko tinggi akan gelombang badai yang mengancam pantai pulau utama Luzon akibat Topan Toraji.

Sementara berdasarkan penghitungan sementara penjaga pantai Filipina, hampir 700 penumpang terdampar di pelabuhan akibat ditutupnya operasional transportasi laut hari ini. Badan Cuaca telah memperingatkan perjalanan laut berisiko untuk semua jenis atau tonase kapal.

“Semua pelaut harus tetap berada di pelabuhan atau, jika sedang berlayar, mencari tempat berlindung atau pelabuhan yang aman sesegera mungkin hingga angin dan ombak mereda,” ujar Donald Allan.