83 WNI Segera Dievakuasi dari Suriah, Kemlu Telusuri Kabar ada yang Bergabung dengan HTS

JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, ada 83 WNI yang segera dievakuasi dari Suriah, menyusul konflik yang terjadi di negara itu, setelah sebelumnyanya ada dua gelombang pemulangan yang sudah tiba di Jakarta.

Judha mengatakan, data terakhir menunjukkan ada sekitar 83 WNI yang segera dievakuasi dari Suriah, setelah sebelumnya total ada 65 WNI yang berhasil dipulangkan ke Tanah Air.

"Itu yang sedang kita upayakan dalam satu gelombang bisa sekaligus dipulangkan ke Indonesia," kata Judha dalam keterangan pers di Jakarta, Senin 16 Desember.

"Kita masih wait and see, proses pendataan masih terus dilakukan, untuk mengantisipasi WNI yang mungkin tinggal di rumah majikan dan tidak bisa menghubungi KBRI," tambahnya.

Kondisi dalam negeri Suriah memanas sejak penghujung November lalu, ketika kelompok pemberontak melancarkan serangan ke sejumlah kota. Puncaknya, kelompok pemberontak Suriah yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan membuat Presiden Assad tumbang pada 8 Desember.

Lebih jauh Judha menerangkan, KBRI Damaskus hingga saat ini masih beroperasional penuh untuk memberikan perlindungan bagi WNI.

"Terkait kemungkinan WNI kita yang bergabung dengan HTS, kami masih terus monitor dan mencari data-datanya," jelas Judha.

Mengenai adanya WNI yang tidak mau ikut dievakuasi, Judha mengatakan jumlahnya masih naik-turun, terutama manusia.

Dijelaskan, mereka yang awalnya sudah daftar evakuasi karena ketegangan tanggal 8 Desember, membatalkan niatnya untuk dievakuasi setelah situasi dinilai aman.

"Sesuai UU No.37 Tahun 1999, tugas Pemerintah mefasilitasi evakuasi, namun pilihan ikut evakuasi atau tidak kembali ke masing-masing individu," tandas Judha.

Proses evakuasi sendiri dilakukan dengan WNI terlebih dahulu dikumpulkan dan diinapkan di Shelter KBRI Damaskus, untuk kemudian dilakukan pendataan, kelengkapan dokumen perjalanan, sebelum kemduian koordinasi dengan pihak terkait di negara akreditasi.

Kemudian, WNI bergerak dari Damaskus menuju Beirut, Lebanon dengan menempuh jarak sejauh 108 kilometer selama kurang lebih 2 jam 30 menit.

Tiba di Beirut, WNI diinapkan di Shelter KBRI Beirut untuk menunggu waktu penerbangan. Tiba waktunya kepulangan, WNI diterbangkan dengan pesawat komersil dari Bandara Rafiq Hariri secara bertahap.