Memori SBY Mengaku Keturunan Raja Majapahit

JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya andil besar bagi Partai Demokrat. Ia mampu menjadi jurkam yang ampuh untuk menggemukkan suara Demokrat dalam kontestasi politik. Namun, SBY yang notabene Presiden Indonesia memilih netral pada Pemilu 2014.

Suara Partai Demokrat anjlok. Belakangan SBY tak mau mengulang narasi yang sama. Ia ingin suara Partai Demokrat moncer pada Pemilu 2019. Ia bergerak total. Bahkan, ia mengaku sebagai trah Kerajaan Majapahit yang akan membawa kemenangan pada partai berlambang bintang mercy.

Kontestasi Pemilu 2014 penuh dinamika. Partai besar mulai mempersiapkan kandidatnya untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempersiapkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

Partai Gerindra punya Prabowo Subianto. Suka cita Pemilu pun hadir pula dalam partai pemenang Pemilu 2009: Partai Demokrat. Mereka menggelar konvensi capres Partai Demokrat untuk menjaring kandidat yang layak diusung. Namun, peserta konvensi memilih popularitas yang mentok saja.

Sedang SBY sudah dalam batas kuasa dua periode. Pada akhirnya panggung Pemilu 2014 terpusat kepada Jokowi dan Prabowo. SBY sendiri memilih untuk berdiri di luar gelanggang politik. Ia tak ingin dicap mengganggu jalannya demokrasi dengan ikut campur atau jadi jurkam Demokrat.

Candi Tikus yang merupakan salah satu peninggalan arkeologi di situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur yang diperkirakan sebagai pusat Kerajaan Majapahit di masa lampau. (Wikimedia Commons)

Keputusan itu jelas membawa kesulitan bagi Partai Demokrat. Partai Demokrat tak lagi bisa merajai pemilu. Demokrat hanya mentok peringkat empat saja. Tepat di bawah PDIP, Golkar, dan Gerindra.

Kekalahan itu diterima dengan lapang dada oleh SBY dan Partai Demokrat. Namun, mereka tak ingin mengulangi narasi yang sama pada Pemilu 2019. SBY siap turun gunung membantu menjaring suara simpatisan partai yang tercecer.

Demokrat lalu mendapatkan nomor urut 14. Nomor itu dianggap spesial oleh SBY karena abad ke-14 adalah abad kejayaan Majapahit. Istimewanya lagi SBY menyebutkan anak-anaknya: Eddie Baskoro Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono adalah trah ke-14 Kerajaan Majapahit.

“Kalau diurut dari eyang saya Ki Ageng Buwono Keling hingga kedua anak saya yakni Agus Harimurti dan Eddie Baskoro adalah trah ke-14. Tanda-tanda jaman Insya Allah sudah kelihatan, partai kita akan bangkit dan merebut kemenangan kembali,” kata SBY di depan 1.500 kader Demokrat seluruh Jawa Timur dikutip laman BBC Indonesia, 25 Februari 2018.

Polemik Trah Majapahit

Tidak sedikit tokoh bangsa yang mengaku garis keturunannya dari kerajaan kuno Indonesia. Benar tidaknya suatu klaim jelas lain soal. Mereka memilih mengungkap saja dulu. Urusan bukti belakangan. Status SBY sebagai trah Majapahit turut disanksikan.

Informasi SBY trah Majapahit tak begitu saja diterima. Namun, Wakasekjen Partai Demokrat, Andi Arief mencoba meyakinkan publik bahwa SBY benar berasal dari trah Majapahit. Bukti silsilah itu coba diunggah Andi Arief di media sosial Twitter/X.

Silsilah yang unggah Andi Arief menempatkan SBY Adalah keturunan ke-13 dari Raden Wijaya -- Raja Pertama Majapahit. Kemudian, anak-anaknya adalah keturunan ke-14.

Silsilah Trah Majapahit yang diunggah politikus Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebutkan nama Susilo Bambang Yudhoyono sebagai keturunan ke-13. (Twitter/@andiarief_)

Klaim SBY terkait keluarga Majapahit sebenarnya sudah dapat dibaca jauh-jauh hari. Narasi itu terletak dari penamaan cucu-cucunya yang memasukkan unsur Majapahit dalam nama. Ambil contoh cucu pertama SBY, Almira Tunggadewi Yudhoyono yang lahir pada 2008.

Nama Tunggadewi dianggap berasal dari nama Ibu Hayam Muruk. Seorang pemimpin Majapahit kuat dengan mahapatihnya yang perkasa Gajah Mada. Legitimasi itu boleh jadi dianggap sebagai bagian penting dalam percaturan politik nasional.

SBY konon memberikan semangat kepada keturunannya untuk memimpin di masa yang akan datang. Klaim itu bisa jadi bentuk legitimasi kekuasaan. Namun, tak sedikit yang meragukan klaim SBY. Klaim itu dianggap hanya akal-akalan supaya rakyat Indonesia yakin dan memilih partai Demokrat kembali.

Namun, klaim trah Majapahit dengan mitos angka 14 justru tak mampu menyelamatkan Partai Demokrat dari kekalahan. Suara Demokrat justru merosot. Kala itu, Demokrat berada di peringkat keenam pada Pemilu 2019. Kondisi itu karena Demokrat tak memiliki kader atau tokoh mempuni untuk mendongkrak suara, selain SBY.

“Almira dalam bahasa Arab artinya putri yang mulia, putri yang kuat. Tunggadewi adalah nama Ratu Majapahit abad ke-14. Yudhoyono adalah nama keluarga saya," ujar SBY setelah mendapat cucu pertama dikutip Femi Adi Soempeno dalam buku Indonesia Memilih (2009).