Paper.id Ungkap Lima Tren Teknologi Utama dalam Pembayaran B2B di 2025
JAKARTA - Tahun 2025 diprediksi menjadi titik penting dalam transformasi pembayaran B2B, dengan adopsi teknologi yang kian masif untuk menjawab kebutuhan bisnis yang semakin kompleks.
Melihat hal tersebut, Paper.id mengkategorikan 5 tren utama pembayaran B2B di 2025 menjadi, Otomatisasi Manajemen Piutang dan Utang (AR/AP Automation), Integrasi AI dan ML, Kartu Virtual (Virtual Cards), Pembayaran Lintas Batas (Cross-Border Payments) dan Keamanan Proaktif dalam Transaksi Digital.
“Selama 2024, kami mengamati bahwa banyak pelaku bisnis di Indonesia terus mengadopsi teknologi. Meskipun digitalisasi sudah berjalan, masih ada kecenderungan rasa ragu dalam memaksimalkan teknologi ini untuk operasional bisnis,” kata Jeremy Limman, Chief Product Officer dan Co-Founder Paper.id.
Menurut Jeremy, tantangan dalam adopsi teknologi tersebut tidak hanya dialami oleh perusahaan mikro, kecil, dan menengah, tetapi juga oleh perusahaan besar.
“Atas dasar tantangan seperti ini, kami memprediksi adopsi AI maupun ML akan semakin diminati oleh pelaku bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang berkembang pesat,” jelasnya lebih lanjut.
Baca juga:
- Ingram Micro Luncurkan Xvantage di Indonesia, Transformasi Distribusi TI Bertenaga AI
- Google Siapkan Fitur 'Motion Cues' di Android untuk Atasi Mabuk Perjalanan
- Rusia Pertimbangkan Bitcoin Reverse, Bagaimana Dampaknya Bagi Pasar Kripto Global?
- Apple Beri Penghargaan kepada 17 Pemenang App Store Awards 2024
Selain otomatisasi, pemanfaatan berbagai inovasi pembayaran seperti transaksi menggunakan kartu virtual dan pembayaran lintas batas juga diprediksi akan menjadi strategi pemilik usaha untuk meningkatkan operasional usaha.
Maka dari itu, Lily M. Sambuaga selaku Wakil Ketua Umum I AFTECH turut mempertegas kolaborasi fintech dengan lintas sektor dapat menjadi kunci meningkatkan daya saing industri serta mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.
“Digitalisasi B2B yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif. Pada akhirnya, kolaborasi yang baik dan berkelanjutan secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global,” tutur Lily.