Marak Bullying di Akademi Militer UPNM, Malaysia Perbanyak CCTC dan Wacanakan Hotline Taruna

JAKARTA - Maraknya kasus perundungan atau bullying di sekolah militer Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) membuat Pemerintah Malaysia melakukan sejumlah langkah mitigasi.

"Insiden-insiden ini sering melibatkan taruna akademi. Akademi adalah tempat semua siswa dari tahun pertama hingga keempat berinteraksi. Selama tiga hingga empat tahun, dinamika senior-junior dapat menyebabkan masalah seperti itu," kata Menteri Pertahanan Malaysia Mohamed Khaled Nordin, dikutip dari Bernama.

Hal itu disampaikan Nordin saat meluncurkan program Transfer Pengetahuan Berkelanjutan, Pemberdayaan Ekonomi, dan Penguatan Pengetahuan bagi warga FELDA Bukit Aping di gedung serbaguna FELDA Bukit Aping Timur, Minggu 8 Desember.

Saat menanggapi pertanyaan tentang peraturan baru di sekolah taruna UPNM, termasuk kemungkinan membuat hotline atau saluran khusus pengaduan korban perundungan agar negara segera menangani, Nurdin membeberkan sejumlah upaya yang segera dilakukan pihaknya.

“Kami akan meningkatkan frekuensi absensi dan memasang lebih banyak kamera Closed-Circuit Television (CCTV). Misalnya, jika terjadi perkelahian, absensi dapat dilakukan pada pukul 10 malam atau 2 pagi, tergantung pada situasinya, untuk memastikan pemantauan dan respons yang lebih baik,” tuturnya.

Anggota Parlemen Kota Tinggi tersebut juga menekankan Kementerian Pertahanan Malaysia tidak akan menoleransi segala bentuk perundungan di UPNM, dan akan memberlakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kami memiliki peraturan yang menyatakan bahwa menyembunyikan atau menutupi perundungan dan pelecehan merupakan pelanggaran hukum," ujarnya.

"Yang terpenting adalah menyampaikan pesan yang jelas yang tidak akan mengorbankan perilaku tersebut. Kami akan mengambil tindakan tegas dan memastikan hukuman dipublikasikan secara luas. Ini adalah beberapa langkah yang akan kami ambil,” sambung Nurdin.

Sebelumnya, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agung Sultan Ibrahim Iskandar mendorong budaya bullying di sekolah militer UPNM harus segera dihentikan dan menyerukan agar mengembalikan reputasi universitas yang tercoreng.

Kasus bullying terkini melibatkan lima perwira kadet sekolah militer UPNM. Kelimanya terbukti bersalah melakukan perundungan terhadap rekannya Mohamed Khaled dijatuhi hukuman sanksi oleh Kementerian Pertahanan pada 27 November.

Sanksi itu termasuk pencabutan jabatan perwira kadet, pemecatan dari Angkatan Bersenjata Malaysia, dan pembayaran kompensasi kepada pemerintah, yang dihitung berdasarkan total biaya yang dikeluarkan selama masa akademik mereka.

Sebelumnya, sejumlah insiden perundungan mendera sekolah militer UPNM, termasuk kasus kematian tragis Kadet Zulfarhan Osman Zulkarnain, yang menderita 90 luka bakar akibat setrika uap di sekujur tubuhnya.