Lokasi Penyerangan Kelompok Remaja Bersajam di Kemayoran Disambangi Polisi

JAKARTA - Polsek Kemayoran melakukan pengecekan ke wilayah RW 10 Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat yang sempat diserang oleh sekelompok pemuda bermotor yang dilengkapi senjata tajam, Rabu, 4 Desember.

Pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) tersebut guna menindaklanjuti video viral adanya aksi penyerangan oleh para pelaku tawuran.

"Kami menindaklanjuti video viral adanya aksi rencana tawuran. Sebelumnya, viral sekelompok orang membawa senjata tajam namun belum tawuran. Kami tindaklanjuti bersama pak RW 10 Kelurahan Utan Panjang bersama Polsek maupun koramil dan tokoh masyarakat lainnya," kata Kapolsek Kemayoran Kompol Agung Ardiansyah saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 4 Desember.

Selain mengecek TKP, polisi juga melakukan penyelidikan terhadap para pelaku penyerangan.

"Masih diselidiki, pelaku dalam pencarian," ucapnya.

Warga RW 10 Kelurahan Utan Panjang diimbau agar tidak ikut tawuran dan tidak terprovokasi. Menurut Kompol Agung, tawuran itu termasuk kategori kriminal.

"Yang ikut tawuran adalah pelaku semua, tidak ada korban. Jadi mereka semuanya jadi pelaku. Niat mencelakai atau mengenai orang lain, itu sudah ada niatnya untuk penganiayaan," ujarnya.

Kapolsek berharap agar wilayah RW 10 Kelurahan Utan Panjang tetap dalam keadaan kondusif dan tidak ada warga setempat yang terlibat tawuran.

Diberitakan sebelumnya, sekelompok pemuda dilengkapi senjata tajam menyerang salah satu permukiman warga di Jalan Utan Panjang Barat, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Para pelaku mendatangi permukiman warga dengan cara berkonvoi secara gerombolan menggunakan motor berboncengan.

Aksi tersebut juga direkam oleh komplotan pelaku tawuran dengan indikasi sebagai bentuk eksistensi mereka. Belakangan diketahui, kejadian itu terjadi pada Senin, 2 Desember.

Para pelaku menyerbu permukiman warga dan memberikan teror dengan mengayunkan senjata tajam yang mereka bawa akibat kejadian tersebut, warga Utan Panjang, Kemayoran menjadi resah dan ketakutan.

"Dengan adanya teror penyerangan ini, warga menjadi resah takut menjadi korban salah sasaran," ujar Syaiful Hakim (43) warga sekitar, Rabu, 4 Desember.