Israel Puji Janji Presiden Terpilih AS Donald Trump Terkait Sandera di Gaza
JAKARTA - Sejumlah pejabat Israel memuji janji Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump terkait dengan pembebasan sandera di Jalur Gaza, Palestina.
Tanpa menyebut kelompok mana pun, Trump dalam unggahan di Truth Social menuliskan, para sandera di Gaza harus dibebaskan sebelum ia dilantik pada 20 Januari mendatang. Jika gagal, Trump mengancam mengambil tindakan tegas.
"Mereka yang bertanggung jawab akan mendapat pukulan lebih keras daripada siapa pun yang pernah dipukul dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat," katanya, dikutip dari Reuters 3 Desember.
Janji Trump direspons oleh sejumlah menteri Israel dan keluarga sandera.
"Sungguh menyegarkan mendengar pernyataan yang jelas dan bermoral yang tidak menciptakan kesetaraan palsu atau menyerukan untuk membahas 'kedua belah pihak', tetapi lebih memperjelas siapa yang baik dan siapa yang jahat," kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
"Ini adalah cara untuk membawa kembali para sandera: dengan meningkatkan tekanan dan biaya terhadap Hamas dan para pendukungnya, dan mengalahkan mereka, daripada menyerah pada tuntutan mereka yang tidak masuk akal," tandasnya.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Gideon Saar hanya berkata pada X: "Terima kasih Presiden Trump".
Demikian pula keluarga para sandera yang hilang mengungkapkan rasa terima kasih mereka. "Sekarang jelas bagi semua orang: waktunya telah tiba. Kita harus membawa mereka pulang sekarang," kata forum keluarga.
Diketahui, sedikitnya 250 orang disandera dan di bawah ke Gaza dalam serangan kelompok militan yang dipimpin Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menurut perhitungan Israel. Beberapa telah dibebaskan, setengahnya masih berada di Gaza, kendati setidaknya seperti di antaranya telah tewas.
Baca juga:
- Kepala UNRWA Lazzarini Sebut Jalur Gaza Alami Pandemi Disabilitas
- Rusia Tuduh Ukraina Terus Menyabotase Pertukaran Tahanan dan Tolak Pemulangan Ratusan Warganya
- PM Inggris Starmer Nilai Penting Memperkuat Posisi Ukraina untuk Pembicaraan Damai Mengakhiri Perang
- Bela Keputusan Presiden Biden Ampuni Hunter, Gedung Putih: Mereka Mengejar Putranya
Israel dan Hamas sendiri telah mengadakan negosiasi sejak Oktober 2023, tetapi setelah pembebasan sandera awal pada Bulan November tahun lalu, sedikit kemajuan telah dicapai dengan kedua belah pihak saling menyalahkan.
Terpisah, analis politik Gaza Ramiz Moghani mengatakan ancaman Trump ditujukan kepada Hamas dan pendukungnya Iran, memperingatkan hal itu akan membuat Israel berani untuk tidak hanya mengusir warga Palestina dari wilayah Gaza, tetapi juga mencaplok Tepi Barat yang diduduki Israel di dekatnya.
"Pernyataan-pernyataan ini memiliki implikasi serius bagi perang Israel di Gaza dan Tepi Barat," katanya kepada Reuters.