Korban Tewas Longsor di Uganda Jadi 28 Orang, Seratusan Lainnya Masih Hilang
JAKARTA - Jenazah dua anak laki-laki berusia tiga tahun termasuk di antara mereka yang dievakuasi dari lumpur di Uganda timur. Penemuan jenazah ini menambah jumlah korban tewas akibat tanah longsor pekan lalu yang mengubur beberapa desa menjadi 28 orang.
Lebih dari 100 orang dikhawatirkan hilang setelah tanah longsor pada Rabu pekan lalu di lereng Gunung Elgon, gunung berapi yang sudah punah di perbatasan dengan Kenya, sekitar 300 km (190 mil) timur ibu kota, Kampala.
Lebih banyak jenazah telah ditemukan sejak itu, termasuk kedua anak laki-laki tersebut, kata polisi dalam pernyataan di X pada Senin malam.
Baca juga:
- Keluarkan Perintah Evakuasi Baru, Israel Kembali Gempur Jalur Gaza
- Saling Serang Hizbullah-Israel di tengah Gencatan Senjata, 11 Orang Tewas
- Ratusan Pejuang Irak Bantu Perangi Pemberontak Suriah, Hizbullah Masih ‘Wait and See’
- Pemimpin Oposisi Suriah: Gencatan Senjata di Lebanon Membuka Pintu Serangan di Aleppo
Sejak Oktober, hujan lebat yang tidak biasa telah memicu banjir dan tanah longsor yang meluas di beberapa wilayah di Uganda, cuaca yang menurut Palang Merah Uganda disebabkan oleh perubahan iklim.
Daerah di sekitar lokasi tragedi minggu lalu telah mengalami beberapa kali tanah longsor yang mematikan, salah satunya terjadi pada tahun 2010 yang menewaskan sedikitnya 80 orang.
Upaya pihak berwenang di masa lalu untuk membujuk penduduk di daerah yang paling rentan terhadap bencana agar pindah ke tempat yang lebih aman tidak membuahkan hasil karena sebagian besar penduduknya miskin dan tidak memiliki sarana untuk melakukan hal tersebut.