Emas Perhiasan Sumbang Inflasi Tertinggi Selama 15 Bulan Terakhir
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang inflasi terhitung sejak September 2023 atau selama 15 bulan terakhir
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan komoditas emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 2,87 persen (MtM) pada November 2024.
"Komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi selama 15 bulan terakhir. Pada November 2024 emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 2,87 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin, 2 Desember.
Amalia menjelaskan, dalam 15 bulan terakhir, emas perhiasan terus naik.
Adapun pada Oktober 2023, inflasi emas perhiasan capai 0,92 persen, dan November 2023 sebesar 2,55 persen.
Selain itu emas perhiasan mengalami inflasi tertinggi pada April 2024 hingga 7,4 persen, 4,73 persen pada Mei 2024, dan 4,44 persen pada Oktober.
Sementara emas perhiasan mengalam inflasi terendah pada September 2024 yang sebesar 0,36 persen dan emas perhiasan mengalami deflasi pada Agustus 2023 sebesar 0,3 persen.
Adapun emas perhiasan termasuk kelompok barang pribadi dan jasa lainnya. Kelompok tersebut menjadi penyumbang inflasi kedua terbesar pada November 2024.
"Tingkat inflasi kelompok ini adalah sebesar 0,65 persen utamanya didorong emas perhiasan," jelasnya.
Baca juga:
Selain itu, emas perhiasan masuk ke dalam komponen Inti yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen.
Selain emas perhiasan, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah minyak goreng dan kopi bubuk.
Untuk diketahui, secara bulanan, terjadi inflasi pada November 2024 yang tercatat sebesar 0,30 persen secara bulanan atau month to month (mom) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.