Tuai Kontroversi, Adidas dan Avavav Luncurkan Sepatu Jari Unik Seharga Rp4 Juta

JAKARTA - Dunia fashion kembali dikejutkan dengan inovasi unik dari kolaborasi antara brand perlengkapan olahraga ternama Adidas dan AVAVAV, brand fashion yang didirikan oleh dua desainer asal Swedia.

Dilansir VOI dari laman New York Post pada Sabtu, 30 November 2024, dalam debutnya di Milan Fashion Week 2025, mereka meluncurkan sepatu kontroversial bernama 'Superfingers' seharga 250 dolar AS atau hampir Rp4 juta.

Sepatu ini diperkenalkan di Milan Fashion Week sebagai bagian dari koleksi AVAVAV 2025. Desainnya menyerupai sepatu barefoot yang umumnya digunakan untuk berlari, namun dengan desain unik dan nyentrik menggunakan motif 'empat jari kaki'.

Tambahan jari-jari ini terinspirasi dari ciri khas AVAVAV. Terlihat dari logo, sarung tangan, topi, hingga sepatu botnya. Desain ini mengingatkan pada sepatu Tabi dari Maison Margiela yang juga terkenal nyentrik.

Sejak debutnya, sepatu ini memicu perdebatan bagi warganet. Ada yang menganggap desainnya 'keren' dan 'unik'. Namun banyak juga yang mengecam dan menyebut desainnya 'aneh' hingga 'mirip alien'.

"Apa salahnya bikin sepatu dengan desain biasa saja?" tulis warganet di kolom komentar akun Instagram Adidas.

"Kalau Anda menyebut ini fashion, mungkin Anda butuh terapi," komentar warganet lainnya.

"Adidas benar-benar mengecewakan sekarang," kata warganet lainnya.

"Dulu kalian bikin barang-barang keren," lanjut warganet lainnya.

Meski banyak kritik, Direktur Kreatif AVAVAV, Beate Karlsson, melihat kolaborasi ini sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. Ia mengakui bahwa desain ini memang dimaksudkan untuk 'mengolok-olok' Adidas.

"Sejak awal kerjasama ini, saya didorong untuk 'membuat lelucon' dari Adidas," ujarnya kepada Hypebae.

"Ironi dari betapa kita terlalu serius memandang olahraga dan fashion. Kita mengeksplorasi itu, tetapi tetap serius. Ini pengalaman yang sangat menyenangkan," lanjutnya.

Terlepas dari kontroversinya, sepatu ini tetap menarik perhatian konsumen. Beberapa ukuran bahkan sudah habis terjual secara online. Ini menunjukkan bahwa pasar punya pandangan berbeda tentang keunikan desain ini.