Bagikan:

JAKARTA - Di tengah hamparan keindahan alam Ubud, Bali, Desa Taro menjadi saksi keunikan karya seni yang menyatu dengan kekayaan tradisi. Desa yang kaya akan sejarah ini kini dikenal tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat kreativitas yang melahirkan perhiasan eksklusif dengan sentuhan budaya lokal.

I Made Suama yang merupakan seorang seniman perak dari Desa Wisata Taro, Bali membuat koleksi perhiasan eksklusif dengan sentuhan budaya asli Desa Taro. Tak sendiri, proses kreatif di balik desain koleksi perhiasan dari hasil kolaborasi PT. Bank Central Asia Tbk. (BCA) dan jenama perhiasan lokal TULOLA.

Kolaborasi ini meluncurkan koleksi art wear terbaru 'Garden of Wishes' di The Dharmawangsa, Jakarta pada Kamis, 28 November 2024. Kolaborasi kali ini menampilkan berbagai koleksi perhiasan terbaik TULOLA sepanjang 2024, termasuk The Dancer yang telah diperkenalkan Oktober lalu.

Sementara itu, keterlibatan BCA pada pengenalan koleksi terbaru TULOLA merupakan bagian dari komitmen perseroan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, pelestarian budaya, serta pemberdayaan masyarakat.

Desa Wisata Taro merupakan wilayah yang berada di bawah naungan program Desa Bakti BCA. I Made Suama mengambil bagian pada pembuatan 3 jenis perhiasan baru dari TULOLA, yaitu bros kipas, bros ukiran, dan subeng (anting-anting) bermotif bunga.

Melalui ketiga perhiasan berbahan perak yang dilapisi emas tersebut, ia menghadirkan sentuhan khas merefleksikan kekayaan dan budaya asli Desa Taro.

"BCA senantiasa mendukung karya anak bangsa dan bangga menjadi bagian dari perjalanan kreatif bersama TULOLA. Kami merasa terhormat dapat menjadi mitra menghadirkan koleksi terbaru yang memadukan seni, budaya, dan keindahan lokal," ucap EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, dari keterangan resmi BCA diterima VOI pada Sabtu, 30 November 2024.

"Lebih istimewa lagi, kali ini BCA mendampingi perajin dari Desa Wisata Taro untuk berkontribusi menciptakan koleksi ini. Kami yakin, kolaborasi ini tidak hanya memperkuat nilai budaya Indonesia, tetapi juga membuka peluang para perajin lokal menunjukkan potensi mereka di pasar yang lebih luas," lanjutnya.

Desa Wisata Taro memiliki aneka budaya dengan keindahan alam, serta menjadi salah satu pusat seni kerajinan perak. Kekayaan budaya dan keasrian alam Desa Taro kerap menjadi inspirasi sejumlah seniman dalam berkarya, salah satunya I Made Suama.

Kipas karya I Made Suama terinspirasi dari tarian Nar-Nir yang mengisahkan pergaulan remaja dan setiap penarinya membawa kipas. Inspirasi dari tarian menyatu dengan ukiran khas Bali yang sering ditemukan pada Pura di Desa Taro.

Karya lainnya, Bros Ukiran merepresentasikan keanekaragaman tumbuhan di Desa Taro, terutama tanaman merambat. Terakhir, Anting Bunga yang terinspirasi oleh keindahan bunga di Desa Taro yang sering dijadikan pelengkap kostum penari.

"Pelibatan Desa Taro dalam kolaborasi ini adalah bagian dari komitmen BCA untuk memberdayakan komunitas lokal secara berkelanjutan. Dengan mendukung perajin seperti I Made Suama, kami berupaya menciptakan multiplier effect yang mencakup pertumbuhan ekonomi kreatif, pelestarian budaya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," kata Hera.

"Keberhasilan kolaborasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus mengembangkan potensi seni dan budaya mereka, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis warisan budaya," tambahnya.

Sebagai tambahan informasi, Desa Taro telah mendapatkan pengakuan sebagai salah satu Desa Wisata Terbaik di Dunia dengan tagline 'An Eco Spiritual Destination'. Desa ini menggabungkan alam budaya dan spiritualitas, mulai dari pemandangan indah Semara Ratih Delodsema Village dengan tata letak rumah tradisional, kemegahan Pura Agung Gunung Raung, dan rumah konservasi lembu putih.

Desa Wisata Taro juga telah meraih penghargaan Best Tourism Villages Upgrade Program oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) pada tahun 2023.