Korsel Rampungkan Pengembangan Rudal LSAM, Perkuat Pertahanan dari Ancaman Korut
JAKARTA - Korea Selatan merampungkan pengembangan pencegat rudal balistik baru, menambahkan lapisan lanjutan pada sistem pertahanan yang dikerahkan untuk melindungi terhadap ancaman rudal dari negara tetangga Korea Utara.
Langkah ini dilakukan setelah Korea Utara menyebut Korea Selatan sebagai “negara yang bermusuhan” dan tidak lagi menjadi mitra dalam tujuan unifikasi.
Rudal Permukaan-ke-Udara Jarak Jauh (LSAM) dirancang untuk mencegat rudal balistik atau pesawat terbang yang masuk pada ketinggian lebih dari 40 km (25 mil) pada tahap akhir penurunannya, kata kementerian pertahanan.
Sepuluh tahun dalam pengembangan, L-SAM akan mulai beroperasi pada pertengahan hingga akhir tahun 2020-an setelah produksi massal dimulai pada tahun 2025.
“Ini adalah senjata mutakhir yang mencegat rudal musuh di ketinggian untuk meminimalkan kerusakan di darat, memperluas kemampuan pertahanan rudal militer kita ke ketinggian yang lebih tinggi dan wilayah yang lebih luas,” katanya dilansir Reuters, Jumat, 29 November.
Penambahan baru ini akan menambah rudal Patriot A.S. dan pencegat jarak menengah buatan dalam negeri Cheongung II, yang keduanya saat ini beroperasi, kata Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) Korea Selatan.
Seperti sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) AS, yang menjadi tuan rumah bagi Korea Selatan, L-SAM menggunakan manuver “hit-to-kill”, mengandalkan teknologi canggih untuk menyempurnakan penerbangannya guna menyerang sasaran musuh yang masuk, kata kementerian. dikatakan.
Baca juga:
- Saban Malam Rusia Serang Ukraina dengan Seratusan Drone, 8 Orang Terluka di Odesa
- Militan Pemberontak Serang Asrama Mahasiswa di Aleppo Suriah, 4 Orang Tewas
- Belasan Pesawat Militer China dan Rusia Masuki Zona Pertahanan Udara Korsel
- Militer Israel Larang Warga Lebanon Bergerak Menuju Desa-desa di Selatan
Korea Utara telah menguji sejumlah rudal balistik dalam lima tahun terakhir, dan terus meningkatkan persenjataannya, termasuk rudal jarak pendek yang dirancang untuk menyerang sasaran di Korea Selatan, yang oleh Pyongyang ditetapkan sebagai “musuh utama”.
Kedua negara bertetangga ini pernah terlibat baku tembak di laut, dan pada tahun 2010 serangan artileri oleh Korea Utara menghantam sebuah pulau di Korea Selatan, namun Korea Utara belum menembakkan rudal ke Korea Selatan.