Iga Swiatek Diskors Satu Bulan Akibat Doping
JAKARTA – Petenis nomor dua dunia dan juara Grand Slam lima kali, Iga Swiatek, dinyatakan positif menggunakan zat terlarang sehingga harus menjalani skorsing selama satu bulan.
Juara bertahan Perancis Open berusia 23 tahun itu dinyatakan positif menggunakan trimetazidine (TMZ) dalam sampel di luar kompetisi pada Agustus 2024 ketika ia masih menjadi petenis nomor satu dunia.
Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) menerima bahwa hal tersebut disebabkan oleh kontaminasi obat melatonin tanpa resep yang diproduksi dan dijual di Polandia. Obat itu dikonsumsi Swiatek untuk mengatasi jet lag dan masalah tidur.
Karena itu, tingkat kesalahan Swiatek dianggap berada di ujung terendah dari kisaran alias tidak ada kesalahan atau kelalaian yang signifikan sehingga ia pun menjalani hukuman singkat.
"Dalam dua setengah bulan terakhir, saya menjalani proses ITIA yang ketat dan menegaskan bahwa saya tidak bersalah," kata Swiatek dalam akun Instagram dilansir BBC Sport.
Baca juga:
Swiatek sempat diskors sementara sejak 12 September 2024 sebelum dia mengajukan banding. Ketika itu, dia pun harus absen dalam tiga turnamen.
Petenis asal Polandia ini mengajukan banding atas penangguhan sementara tersebut pada 22 September 2024 dengan memberitahukan pengadilan independen bahwa sumber tes positif diidentifikasi sebagai obat terkontaminasi yang diproduksi di negara asalnya.
ITIA pun kemudian menawarkan sanksi selama satu bulan setelah pengujian mengonfirmasi akun Swiatek.
"Saya akui situasi ini sangat memukul saya karena sepanjang hidup saya, saya berusaha keras untuk memiliki karier yang dapat menjadi contoh bagi generasi mendatang," ujar Swiatek.
Selain memenangi Perancis Open keempat dalam kariernya, Swiatek juga mendapat gelar di Doha, Indian Wells, Madrid, dan Roma dalam musim 2024.
Ia absen di Korea Open (16-22 September), China Open (25 September-6 Oktober), dan Wuhan Open (7-13 Oktober/ia diskors selama batas waktu pendaftaran).