Tak Boleh Sembarangan, Pemberian MPASI yang Keliru Bisa Picu Anemia Defisiensi Besi pada Anak
JAKARTA - Anemia masih menjadi tantangan yang serius dalam dunia kesehatan, terutama pada kelompok yang rentan terhadap anemia defisiensi besi yaitu anak dan ibu hamil. Anak-anak sangat rentan terhadap anemia sejak dalam kandungan hingga pada masa akhir usia bayi.
Salah satu hal yang perlu diperhatian untuk mencegah anemia pada anak adalah asupan pada masa MPASI (Makanan Pendamping ASI). Dokter Spesialis Anak dan Kosultan Tumbuh Kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan bahwa asupan zat besi sangat penting bagi anak ketika masa MPASI, demi mencegah anemia.
“Usia rentan anemia defisiensi besi pada anak di usia 6 sampai 23 bulan. Krusial di pemberian MPASI pertama, di mana ibu-ibu kurang tepat memilih sumber zat besi pada bahan makanan MPASI,” kata Prof. Rini di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Selasa, 26 November 2024.
Anemia defisiensi besi sangat dipengaruhi dengan pola makan. Terutama pada masa MPASI, anak akan mulai mengenal berbagai rasa dan saatnya mengenalkan banyak makanan, khususnya yang mengandung zat besi tinggi.
Baca juga:
Profesor Rini mengatakan zat besi terbagi dalam dua bentuk, yakni heme dan non-heme. Besi heme bersumber dari hewani, sementara besi non-heme bersumber dari nabati.
Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi adalah daging, mulai dari sapi, domba, rusa, dan daging unggas seperti ayam, itik, bebek, burung. Kemudian hati ayam, hati sapi, makanan laut, sayuran hijau terutama berwarna pekat seperti sawi hijau dan brokoli, tahu dan tempe, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.
Selain memberikan makanan yang mengandung zat besi tinggi, orangtua juga harus menghindarkan anak mengonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi. Makanan tersebut yang mengandung asam fitat, tanin atau polifenol, kalsium dan asam oksalat, yang biasa terdapat dalam teh dan kopi.