Blunder Aplikasi Zoom yang Populer di Tengah Pandemi COVID-19
JAKARTA - Penggunaan aplikasi teleconference Zoom sedang meroket akhir-akhir ini, terlebih sejak pandemi virus corona. Tak sedikit masyarakat yang memanfaatkan Zoom untuk bekerja dan belajar dari rumah.
Namun sayangnya, aplikasi ini tengah dirundung masalah karena disebut membagi data pribadi pengguna Zoom ke media sosial Facebook. Belum lagi teleconference di Zoom juga tidak terenkripsi secara end-to-end, sehingga tidak melindungi pengguna sepenuhnya.
Melansir New York Post, gugatan class action dilontarkan kepada Zoom karena praktik berbagi data pengguna kepada pihak ketiga. Terlebih aplikasi ini selalu terhubung ke Facebook Graph APL tanpa sepengetahuan penggunanya.
"Seandainya Zoom memberi tahu penggunanya bahwa ia akan menggunakan langkah-langkah keamanan yang tidak memadai dan mengizinkan pelacakan pihak ketiga yang tidak sah atas informasi pribadi mereka, pengguna tidak akan mau menggunakan Aplikasi Zoom," ungkap jaksa penyidik New York.
Tuduhan datang di tengah-tengah kebingungan menyoal pertanyaan seputar kebijakan privasi yang digunakan Zoom. Tetapi dengan cepat, Electronic Frontier Foundation baru-baru ini memperingatkan bahwa aplikasi tersebut memungkinkan mereka untuk melacak aktivitas peserta.
Terlepas dari kekhawatiran ini, bisnis, sekolah, dan bahkan pemerintah terus menggunakan aplikasi Zoom untuk mengadakan pertemuan dan presentasi. Sementara itu, zoom merupakan platform yang populer bagi teman dan keluarga untuk bertemu secara virtual.
Tidak ada tanggapan mengenai hal ini dari Zoom, akan tetapi pendiri Zoom, Eric Yuan mengatakan bahwa perusahaan dengan tulus meminta maaf atas keprihatinan yang disebabkan oleh hal ini dalam sebuah posting blog minggu lalu.
"Kami awalnya menerapkan fitur Login dengan Facebook menggunakan Facebook SDK untuk iOS untuk memberikan pengguna kami cara lain yang nyaman untuk mengakses platform kami. Namun, kami dibuat sadar bahwa Facebook SDK mengumpulkan informasi perangkat yang tidak perlu bagi kami untuk menyediakan layanan kami. Privasi pelanggan kami sangat penting bagi kami, dan oleh karena itu kami memutuskan untuk menghapus Facebook SDK di klien iOS kami," ujar Yuan.
Masalah, yang pertama kali dilaporkan oleh Motherboard, melibatkan informasi tentang perangkat pengguna termasuk sistem operasinya, zona waktu dan model, tetapi dilaporkan tidak menyertakan informasi tentang pertemuan yang diadakan pada aplikasi. Saat ini, pengguna Zoom disarankan untuk memperbarui aplikasi ke versi terbaru agar data mereka tidak lagi dikirimkan ke Facebook.
Sementara itu, untuk menghindari kesalahan seperti ini, SpaceX telah melarang karyawannya menggunakan aplikasi konferensi video Zoom karena membocorkan masalah privasi dan keamanan yang signifikan. Pemberitahuan itu dikirimkan melalui email yang dikirim ke karyawan pada Sabtu lalu yang mengatakan bahwa semua akses ke Zoom telah dinonaktifkan.
"Kami memahami bahwa banyak dari kita menggunakan alat ini untuk konferensi dan dukungan pertemuan. Silahkan gunakan email, teks, atau telepon sebagai alat komunikasi alternatif," tulis email tersebut.
Dengan semakin populernya Zoom, praktik keamanannya juga menarik lebih banyak perhatian orang-orang, karena belum lama ini juga ditemukan kasus hacker yang menyelinap ke dalam konferensi video yang sedang berlangsung.