Israel Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon

JAKARTA -  Israel menyetujui gencatan senjata dengan Lebanon. Hal ini membuka jalan bagi diakhirinya konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang telah menewaskan ribuan orang sejak konflik tersebut terjadi akibat perang Gaza tahun lalu.

Kesepakatan itu diperkirakan mulai berlaku pada Rabu, 27 November.

Dilansir Reuters, laporan Channel 12 tersebut menyusul pertemuan kabinet keamanan Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang diadakan untuk membahas kesepakatan gencatan senjata.

Persetujuan Israel terhadap kesepakatan itu akan membuka jalan bagi deklarasi gencatan senjata oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, menurut empat sumber senior Lebanon yang berbicara kepada Reuters pada Senin.

Meskipun ada terobosan diplomatik, permusuhan masih berkobar ketika Israel secara dramatis meningkatkan kampanye serangan udaranya di Beirut dan wilayah lain di Lebanon.

Namun, tidak ada indikasi gencatan senjata di Lebanon akan mempercepat gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza yang hancur, tempat Israel memerangi kelompok militan Palestina Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya dilaporkan lebih memilih untuk melakukan pemungutan suara mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Lebanon di hadapan kabinet keamanan negara tersebut dibandingkan seluruh kabinet.

Hal ini disampaikan sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada CNN pada Selasa, 26 Novemer. Netanyahu sedang memeriksa legalitas perjanjian tersebut. bergerak.

Media Israel mengutip para pejabat yang mengatakan langkah tersebut dimungkinkan secara hukum, karena potensi gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon dianggap sebagai masalah keamanan dan bukan masalah politik.

Hal-hal seperti ini biasanya diputuskan oleh seluruh kabinet. Namun dalam kasus ini, sumber tersebut mengatakan Netanyahu lebih memilih untuk membawa pemungutan suara ke forum yang lebih kecil di kabinet keamanan.

Klaim yang mendukung langkah tersebut adalah persoalan ini adalah perjanjian keamanan, perjanjian gencatan senjata sementara, dan bukan perjanjian politik seperti perjanjian perdamaian permanen, perjanjian perbatasan atau normalisasi.

Ada 11 menteri yang mempunyai hak suara di kabinet keamanan Israel. Ini termasuk menteri sayap kanan Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich.

Dengan melakukan pemungutan suara di seluruh kabinet, berarti ada 33 menteri yang mempunyai suara dalam pengambilan keputusan ini.

Sebelum menyetujui kesepakatan gencatan senjata, militer Israel mengebom pinggiran selatan Beirut, Lebanon, sebanyak 20 kali dalam dua menit pada Selasa sore. Serangan ini menandai salah satu operasi militer pemboman paling intensif di dekat ibu kota Lebanon sejak dimulainya perang lebih dari dua bulan lalu.

“20 sasaran teror dalam 120 detik terakhir  IDF telah menyerang sasaran teror di Beirut, termasuk sasaran administratif dan lokasi penyimpanan uang milik Hizbullah,” kata juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam postingan di X dilansir CNN, Selasa, 26 November.

Serangan terjadi hanya beberapa menit sebelum kabinet Israel dijadwalkan bertemu untuk melakukan pemungutan suara mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Hizbullah.

Kepulan asap besar menyelimuti Beirut setelah serangkaian serangan terjadi di Dahiyeh, permukiman di pinggiran selatan ibu kota yang juga merupakan pusat kekuasaan Hizbullah.