UNESCO Adopsi Resolusi yang Mendukung Keberlanjutan Kegiatan Pendidikan UNRWA di Wilayah Palestina
JAKARTA - Dewan Eksekutif UNESCO denga suara mayoritas mengadopsi resolusi yang mendukung keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki selama sesi luar biasa kedelapan pada Hari Senin, menggarisbawahi komitmen UNESCO untuk memastikan akses pendidikan bagi para pengungsi Palestina.
Lima puluh dari 58 negara anggota memberikan suara mendukung resolusi tersebut, dua negara abstain, dua negara tidak hadir saat pemungutan suara berlangsung dan empat negara menentang, melansir WAFA 26 November.
Sidang luar biasa Dewan Eksekutif UNESCO diadakan atas permintaan dua belas negara anggota, yakni Chili, Kuba, Djibouti, Indonesia, Yordania, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Spanyol dan Turki.
"Pada sesi khusus ke-8 Executive Board of UNESCO tentang dukungan terhadap keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki, lebih dari 70 negara berbicara dalam debat konstruktif yang menghasilkan keputusan bersejarah yang mendorong kolaborasi antara kedua lembaga PBB tersebut," cuit Chairperson of the Executive Board of UNESCO Vera El Khoury Lacoeuilhe.
Negara-negara ini berupaya memastikan keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA, sebagai tanggapan terhadap undang-undang Knesset Israel yang mengancam operasi lembaga tersebut, yang selanjutnya akan berdampak parah pada kegiatan pendidikan yang disediakan UNRWA di Palestina.
Baca juga:
- Israel akan Setujui Gencatan Senjata di Lebanon, Pejabat Sebut Khawatir 'Dihukum' AS lewat Resolusi DK PBB
- Presiden Biden dan Macron Dikabarkan akan Mengumumkan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
- Menlu Iran Minta Masyarakat Internasional Tidak Membiarkan Israel Menormalisasi Genosida
- Wamenlu Sebut Penyebaran Rudal Jarak Menengah Rusia Bergantung pada Langkah Amerika Serikat
Bulan lalu, Parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang dapat mengakhiri operasi UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki dalam waktu kurang dari tiga bulan, katanya, seraya menunjukkan pembubaran UNRWA akan meruntuhkan respons kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang sangat bergantung pada infrastruktur Badan tersebut.