Hujan Deras Banjiri Tenda-tenda Pengungsi Warga Gaza yang Terlantar
JAKARTA - Hujan deras membanjiri tenda-tenda pengungsian warga Palestina yang terlantar di seluruh Jalur Gaza.
Hujan lebat sepanjang malam menggenangi tenda-tenda dan di beberapa tempat menghanyutkan tempat berlindung dari plastik dan kain yang digunakan oleh pengungsi Gaza.
Beberapa orang menaruh ember air di tanah untuk melindungi tikar dari kebocoran dan menggali parit untuk mengalirkan air dari tenda mereka.
Banyak tenda yang digunakan pada awal perang kini sudah usang dan tidak lagi memberikan perlindungan, namun harga tenda baru dan terpal plastik telah melonjak melebihi kemampuan keluarga pengungsi.
Suad Al-Sabea, ibu enam anak dari Gaza utara, sekarang tinggal di dalam ruang kelas dengan jendela pecah di sekolah yang menampung keluarga pengungsi di Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Sabea menjual roti yang dia buat di oven berbahan bakar kayu untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya.
Namun air hujan merusak tepung dan merusak oven, sehingga membuatnya kehilangan pekerjaan.
“Saya takut hidup atau mati, sekarang kami khawatir dengan hujan,” katanya dilansir Reuters, Senin, 25 November.
“Adonannya tenggelam dalam air, dan banyak kasur tenggelam dalam air. Hujan mengguyur kepala saya dan saya terus membuat kue untuk menafkahi anak-anak saya,” kata Sabea.
Baca juga:
Beberapa perkemahan lain yang dekat dengan pantai terendam banjir, dan beberapa tenda tersapu gelombang tinggi.
“Laut merenggut putri kecil saya, alhamdulillah kami bisa menyelamatkannya,” kata Mariam Abu Saqer, yang dulunya tinggal di tenda di tepi pantai sebelum terendam air laut.
“Ke mana kami harus pergi, ke mana pun kami pergi, mereka bilang tidak ada tempat,” katanya.
Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan ribuan pengungsi terkena dampak banjir musiman dan meminta tenda dan karavan baru dari donor bantuan untuk melindungi mereka.