UNESCO akan Tambahkan Proses Pembuatan Sake Jepang ke Daftar Warisan Tak Benda

JAKARTA - Tim panel penasihat Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah merekomendasikan pengetahuan dan keterampilan tradisional Jepang dalam pembuatan sake dan minuman keras sulingan "shochu" untuk dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda, yang akan segera disahkan secara resmi akhir tahun ini, kata badan budaya Jepang.

Setelah secara resmi diadopsi oleh sidang komite antarpemerintah UNESCO dari tanggal 2 hingga 7 Desember di Asuncion, Paraguay, mereka akan menjadi entri ke-23 Jepang dalam daftar tersebut.

Pembuatan sake tradisional adalah teknik kuno untuk memfermentasi beras dan bahan-bahan lainnya menggunakan cetakan "koji".

Ini adalah metode produksi langka, di mana beberapa fermentasi berlangsung secara bersamaan dalam satu wadah.

Juru bicara pemerintah Jepang, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, mengatakan rekomendasi untuk mendaftarkan budaya utama "memberikan kegembiraan besar bagi kami," seraya menambahkan Jepang akan terus mempromosikan industri tersebut dengan "berbagi kekayaan sejarah dan budayanya dengan orang-orang di seluruh dunia," dilansir dari dari Kyodo News 20 November.

Banyak pihak di industri ini di Jepang juga menyambut baik langkah tersebut, berharap rekomendasi dan pencantuman yang diharapkan akan menarik perhatian pada minuman tradisional dan metode produksinya.

"Merupakan suatu kehormatan bagi pembuatan sake Jepang," kata Hideharu Ota, presiden Daishichi Sake Brewery Co., pabrik sake di Prefektur Fukushima, Jepang timur laut.

"Saya berharap orang-orang akan kembali tertarik pada sake Jepang yang diakui dunia."

Sementara Genuemon Sudo, pimpinan ke-55 Sudohonke Co., yang konon berdiri sejak tahun 1141, di Prefektur Ibaraki, timur laut Tokyo, mengatakan rekomendasi tersebut merupakan "penemuan kembali budaya tradisional Jepang."

"Saya akan senang jika pencantuman tersebut akan membantu menarik perhatian orang-orang dan membantu mencegah pembuatan sake tradisional punah," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang menominasikan pembuatan sake pada tahun 2022 untuk pencantuman UNESCO.

Di antara warisan tak benda Jepang yang sudah terdaftar adalah seni pertunjukan Noh dan Kabuki, serta masakan tradisional "washoku".

Selain itu, Negeri Matahari Terbit juga berupaya agar kaligrafi "shodo" didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2026 saat badan PBB tersebut mengadakan penyaringan nominasi dua tahunan.