RI Segera Realisasikan Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Inggris Usai Lawatan Prabowo
JAKARTA - Pemerintah Indonesia segera merealisasikan komitmen investasi dari 10 perusahaan asal Inggris senilai 8,5 miliar dolar AS yang merupakan salah satu hasil yang diperoleh dari lawatan kenegaraan Presiden Prabowo.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan akan segera memfasilitasi minat-minat yang telah disampaikan oleh para investor, serta mengawal apabila ada kendala yang dihadapi dalam implementasi di lapangan.
"Komitmen-komitmen itu kita akan lanjutkan implementasinya secara cepat. Beberapa kendala yang harus kita selesaikan, kita bicara secara terbuka. Kami di Kementerian Investasi/BKPM, beliau (presiden) sampaikan merupakan ujung tombak untuk menuju pertumbuhan Indonesia 8 persen," kata Menteri Rosan dilansir ANTARA, Jumat, 22 November.
Sebagai salah satu upaya untuk segera merealisasikan komitmen tersebut, Rosan akan bertemu dengan beberapa perusahaan yang telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia.
"Besok saya akan melanjutkan pertemuan dengan delapan perusahaan yang hari ini tadi bertemu, di antaranya adalah BP dan Swire," ujarnya.
Baca juga:
Ia mengatakan, alasan di balik antusiasme investor untuk menanamkan modal di Indonesia yakni karena kondisi politik nasional yang stabil.
"Mereka mengapresiasi juga transisi pemerintahan yang berjalan dengan damai. Hal ini yang meningkatkan kepercayaan dari investor," kata Rosan.
Sebelumnya Rosan Roeslani mengajak investor Inggris untuk memanfaatkan berbagai peluang ekonomi dari investasi di Indonesia, khususnya di sektor energi terbarukan (EBT), teknologi hijau, dan penangkapan karbon.
Hal itu disampaikan Menteri Rosan saat membuka perdagangan bursa dan menghadiri pertemuan Indonesia-UK Climate and Green Finance di London Stock Exchange, Inggris, pada Kamis (21/11) waktu setempat.
Dalam pemanfaatan EBT, pihaknya mendorong para investor untuk memanfaatkan cadangan panas bumi di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi berbasis bahan bakar fosil.