Puluhan Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza Utara Palestina
JAKARTA - Puluhan orang tewas saat militer Israel (IDF) mengebom sedikitnya lima rumah yang penuh sesak di Gaza utara, Palestina pada Kamis pagi dengan banyak korban, kata pejabat kesehatan, saat IDF memperdalam serangan di sepanjang tepi utara wilayah itu.
Operasi penyelamatan sedang berlangsung karena banyak orang masih hilang atau terjebak di bawah reruntuhan, kata petugas medis, melansir Reuters 21 November.
Media Hamas menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 57 tetapi belum ada angka resmi dari kementerian kesehatan Gaza.
Militer Israel tidak segera berkomentar tetapi telah berulang kali menuduh media Hamas membesar-besarkan jumlah korban.
Sebelumnya pada Rabu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel di seluruh daerah kantong itu menewaskan sedikitnya 48 orang.
Petugas medis Gaza mengatakan insiden itu termasuk serangan terhadap rumah-rumah dan sekolah yang menampung orang-orang terlantar di Gaza tengah, pemboman sebuah rumah sakit di Gaza utara dan serangan udara di daerah yang ditetapkan sebagai wilayah kemanusiaan Al-Mawasi dan Rafah di Gaza selatan.
Pejabat Palestina dan PBB mengatakan tidak ada tempat di daerah kantong itu yang aman.
Sementara itu, Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, salah satu dari tiga fasilitas medis yang hampir tidak beroperasi di wilayah utara yang terkepung, mengatakan rumah sakit itu "dibom di semua departemennya tanpa peringatan, saat kami mencoba menyelamatkan orang yang terluka di unit perawatan intensif" pada hari Selasa.
"Setelah penangkapan 45 anggota staf medis dan bedah dan penolakan masuk ke tim pengganti, kami sekarang kehilangan pasien yang terluka setiap hari yang seharusnya bisa selamat jika sumber daya tersedia," katanya kepada Reuters melalui pesan teks.
"Sayangnya, makanan dan air tidak diizinkan masuk, dan bahkan tidak ada satu pun ambulans yang diizinkan masuk ke wilayah utara," ungkapnya.
Ada 85 orang yang terluka, termasuk anak-anak dan wanita, di rumah sakit, enam di antaranya di ICU. Tujuh belas anak datang dengan tanda-tanda kekurangan gizi akibat kekurangan makanan. Seorang pria meninggal karena dehidrasi sehari yang lalu, Abu Safiya menambahkan.
Operasi Israel di Gaza telah difokuskan selama berminggu-minggu di tepi utara wilayah tersebut, tempat militer mengepung tiga kota besar dan memerintahkan penduduk untuk mengungsi.
Penduduk di tiga kota tersebut - Jabalia, Beit Lahiya dan Beit Hanoun - mengatakan pasukan Israel telah meledakkan puluhan rumah.
Baca juga:
- Kepala Pentagon Lloyd Austin Sayangkan Tidak Bisa Bertemu Menteri Pertahanan China
- Hamas Tegaskan Tidak Ada Kesepakatan Pertukaran Sandera Sebelum Perang di Gaza Berakhir
- AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata saat Korban Tewas di Gaza Capai 43.972 Jiwa
- Izinkan Pembicaraan Gencatan Senjata Berlanjut, Naim Qassem Sebut Hizbullah Siap Perang Panjang dengan Israel
Warga Palestina mengatakan Israel tampaknya bertekad untuk mengosongkan wilayah tersebut secara permanen untuk menciptakan zona penyangga di sepanjang tepi utara Gaza, yang dibantah Israel.
Diketahui, kampanye militer Israel di Gaza telah berlangsung sekitar 13 bulan. Otoritas kesehatan Gaza pada Hari Rabu mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru pecah Oktober tahun lalu telah mencapai 43.972 orang dan melukai 104.008 lainnya. Mayoritas korban adalah anak-anak dan wanita, dikutip dari WAFA.
Kampanye militer Israel dilakukan usai kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas melancarkan serangan ke selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang pada 7 Oktober 2023, menurut perhitungan Israel.