Dari Lebanon, Utusan AS ke Israel Bahas Gencatan Senjata dengan Hizbullah
JAKARTA - Utusan Amerika Serikat Amos Hochstein akan melakukan perjalanan ke Israel untuk mencoba memastikan gencatan senjata yang mengakhiri perang dengan kelompok Hizbullah Lebanon setelah menyatakan kemajuan tambahan dalam pembicaraan di Beirut.
Hochstein tiba di Beirut pada Selasa, berusaha mencapai perjanjian gencatan senjata setelah pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyetujui proposal gencatan senjata AS.
“Pertemuan hari ini merupakan kelanjutan dari pertemuan kemarin, dan menghasilkan kemajuan tambahan,” kata Hochstein dilansir Reuters, Rabu, 20 November.
“Jadi saya akan melakukan perjalanan dari sini dalam beberapa jam ke Israel untuk mencoba menyelesaikan masalah ini jika kami bisa,” sambung Hochstein.
Diplomasi tersebut bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah menimbulkan kehancuran besar di Lebanon sejak Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah pada September, melancarkan serangan udara di seluruh wilayah negara tersebut dan mengirimkan pasukan.
Israel mengatakan tujuannya adalah untuk mengamankan kepulangan puluhan ribu orang yang dievakuasi dari utara akibat serangan roket Hizbullah, yang melepaskan tembakan untuk mendukung Hamas pada awal perang Gaza pada Oktober 2023.
Hizbullah yang masih belum pulih dari pembunuhan pemimpinnya Hassan Nasrallah dan komandan lainnya, terus melancarkan serangan roket ke Israel, menargetkan Tel Aviv minggu ini.
Sementara para pejuangnya memerangi pasukan Israel di wilayah selatan.
Baca juga:
Meskipun diplomasi untuk mengakhiri perang Gaza sebagian besar terhenti, pemerintahan Joe Biden bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dalam konflik paralel di Lebanon sebelum Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat pada Januari.
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintahan yang akan datang. Kami sudah akan mendiskusikan hal ini dengan mereka. Mereka akan sepenuhnya mengetahui apa yang kami lakukan," kata Hochstein.
Para diplomat bertujuan untuk memulihkan gencatan senjata berdasarkan resolusi PBB yang mengakhiri konflik sebelumnya pada tahun 2006.
Israel mengatakan pihaknya menginginkan kebebasan untuk bertindak melawan Hizbullah jika dianggap perlu, bahkan setelah gencatan senjata disepakati. Lebanon menolak hal ini.
“Syarat untuk setiap penyelesaian diplomatik di Lebanon adalah menjaga kemampuan intelijen kami dan hak (militer Israel) untuk bertindak dan melindungi warga Israel dari Hizbullah,” ujar Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan kepada petugas intelijen pada pertemuan pada Rabu, 20 November.