Sumber EBT Masih Bersifat Intermitten, Bos PLN: Kuncinya BESS

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan battery energy storage system (BESS) menjadi kunci akselerasi bauran listrik yang berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

Ia menjelaskan, hal ini disebabkan sebagian besar sumber EBT di Indonesia masih bersifat intermitten. Ia mencontoh PLTS yang masih bisa digunakan saat matahari bersinar terik dan akan berkurang saat mendung.

"Salah satu kuncinya adalah Battery Energy Storage System. Karena begitu kita berbicara EBT, ternyata ini berbasis energi pada kekuatan alam. Jika tanpa awan maka berlimpah, mendung maka berkurang," ujar Darmawan dalam sambutannya pada Electricity Connect 2024, Rabu, 20 November.

Selain energi surya, hal ini juga berlaku pada energi angin yang mendapat energi penuh saat angin bertiup kencang. Begitu juga dengan energi air yang mencapai kerja maksimal saat musim hujan

"Maka di sini diperlukan adanya suatu kekuatan BESS agar kita bisa mengatasi fluktuasi," kata dia.

Lebih lanjut Darmawan juga bilang tarif BESS sudah jauh lebih terjangkau. Ia menyebut, dulu, harga BESS mencapai 20 sen dolar AS per kWh dan turun menjadi 13 sen dolar AS per kWh, saat ini turun menjadi sebesar 9 sen dolar AS per kWh.

"Kalau dulu bicara energi murah, ya kotor, berbicara energi bersih, ya mahal. Sekarang ini sudah bergeser, kalau kita bicara energi bersih, ya murah," sambung Darmawan

Rerata harga energi terbarukan pun terus menurun. Ia mencontoh energi angin yang terus mengalami penurunan hingga mencapai 12 sen.

"Demikian pula untuk energi angin, dulu ada sekitar 20 sen dolar per kWh, turun ke 13 sen dolar per kWh, turun ke 12 sen dolarper kWh, saat ini jauh lebih murah lagi," jelas Darmawan.