Perusahaan Modal Ventura Ungkap Kenaikan PPN 12 Persen Tak Berpengaruh pada Portofolio
JAKARTA - Perusahaan pendanaan ventura seperti Init-6, OCBC Ventura, dan Trihill Capital menilai, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen di 2025 tidak akan berpengaruh terhadap portofolio perusahaan, khususnya pada pendanaan di sektor ritel dan konsumen.
Venture Partner dari Init-6, Rexi Cristopher menyampaikan berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pihaknya kenaikan PPN 11 persen ke 12 persen hanya akan bersifat sementara.
"Karena ya mau gimana pun kita lihat sektor konsumen ini tetap growing, yang tadi saya mention Indonesia ini kayanya konsumtif banget orangnya. Mungkin kalau naik PPN 1 persen gitu ya mungkin goyang-goyang dikit cuman habis itu ya udah biasa lagi," kata Rexi dalam acara Consumer Market Update, Senin, 18 November.
Menurut Rexi hal tersebut terlihat dari sifat masyarakat Indonesia yang konsumtif sehingga kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen tidak terlalu berdampak signifikan terhadap portofolio perusahaan.
Adapaun Init-6 telah memberikan dukungan pendanaan terhadap sektor konsumen dan ritel diantaranya adalah Torch dan UMA Women.
"Portfolio Init-6 di sektor konsumen juga beragam, belum lama ini Init-6 berinvestasi pada brand lifestyle Torch yang menargetkan untuk memiliki 50 gerai toko di 2029 dan memperluas jangkauan pasar ke luar Indonesia. Init-6 juga mengumumkan investasi strategis di UMA Women, brand sanitasi dan kesehatan wanita organik demi mendukung keberlanjutan produk kewanitaan organik yang dapat diakses secara inklusif dan luas," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Portfolio and Advisory Head OCBC Ventura, Dyah Trisnawaty menyampaikan bahwa kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak terlalu berpengaruh terhadap portofolio perusahaan.
"Karena memang sebenarnya kalau kita lihat Indonesia, tadi mungkin masyarakat sangat konsumtif juga dan senang muncul barang-barang baru gitu atau ada kan apa gitu langsung ada istilah FOMO ya. Jadi kaya misalnya ada restoran baru langsung mau datang, ada produk-produk baru langsung mau coba. Jadi kalau kita lihat sih belum akan berpengaruh," ucapnya.
Baca juga:
Dyah menyampaikan untuk tahun 2024 pihaknya telah mendanai tiga bisnis ritel antara lain Vilo, FTL Fitness dan Kopitagram yang telah memenuhi kriteria penting dalam skalabilitas, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan unit economics yang kuat.
"Kami percaya, dengan pemerintahan baru dan prospek ekonomi Indonesia yang menjanjikan, ini adalah waktu dan momentum yang tepat dalam mendorong pendanaan untuk inovasi dan pertumbuhan sektor ritel," imbuhnya.
Senada, VP of Invesments Trihill Capital, Varianus Ian Sulaiman menjelaskan, kenaikan PPN menjadi 12 persen belum menjadi concern tersendiri dari perusahaan.
"Tapi kalau dari observasi kami belum ada yang melihat bahwa inisiatif tersebut (kenaikan PPN) itu akan berdampak sangat negatif terhadap bisnis. Jadi dari sisi kami bicara budget 2025 dan sebagainya hal tersebut tidak menjadi pertimbangan khusus," terangnya.
Selain itu, Ian juga mengumumkan dua portfolio investasi Trihill Capital di sektor ritel yakni Se'Indonesia dan Hiboo Baby.
"Sebagai investor awal se-Indonesia dan Hiboo Baby, kami bangga melihat bagaimana kedua perusahaan ini tidak hanya meraih kesuksesan bisnis, tetapi juga kemberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Se-Indonesia telah berhasil menjawab tantangan akses terhadap konsumsi protein berkualitas, sementara Hiboo Baby telah memberikan solusi inovatif untuk kebutuhan perawatan kulit bayi dengan harga yang terjangkau," pungkasnya.